Tips Atur Pola Makan Setelah Puasa Ramadhan, Prof Hardinsyah: Kurangi Makanan Berlemak, Manis dan Instan

17 Mei 2023, 08:20 WIB
Guru Besar Ilmu Gizi IPB University, Prof Hardinsyah, berbagi tips pola makan sehat pasca puasa, disarankan lebih banyak mengonsumsi buah - buahan./Instagram @buahbuahan// /

DESKJABAR – Guru besar Ilmu Gizi IPB University, Prof Hardinsyah berbagi tips mengatur pola makan pasca puasa Ramadhan, agar badan tetap sehat dan ideal, pola makan pasca berpuasa akan berbeda dengan pola makan rutin.

Pola makan setiap individu tentu berbeda – beda porsinya, ada porsi kecil, ideal dan ada pula yang seolah – olah dendam dalam menyantap makanan, setelah hampir satu bulan penuh berpuasa di rem tidak makan siang, dan pasca puasa semua jenis makanan disantapnya.

Dengan menyantap berbagai jenis makanan tanpa pola makan yang baik dan benar akan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh, oleh karenanya simak penjelasan Guru Besar ilmu Gizi IPB University, Prof Hardinsyah berikut ini.

Pola makan ideal pasca berpuasa

Menurut Hardiansyah, mengatur pola makan pasca puasa Ramadhan menjadi sangat penting, karena pola makan setelah puasa akan berbeda dengan pola makan rutin, oleh karenanya perlu mengatur pola makan yang ideal.

“Puasa harus dijadikan momentum untuk melakukan detoksifikasi tubuh. Masyarakat dapat menjadikan puasa sebagai patokan pola makan ideal secara spiritual dan gizi,” katanya dalam acara Insight With Desi Anwar disalah satu stasiun TV Swasta nasional beberapa waktu lalu.

Cara mengatur pola makan sehat ungkap Hardiansyah, mirip dengan intermittent fasting. Makan dibatasi dari segi jumlah, jenis dan waktu, harapannya, menerapkan pola makan ideal ini dapat menurunkan lemak pada tubuh dan risiko diabetes.

“Untuk mempertahankan pola makan ideal, membutuhkan mindset dan tekad yang kuat. Pasca bulan puasa, ujiannya akan lebih serius untuk mengubah mindset. Biasakan diri dengan intermittent fasting dan mempraktekkannya tanpa mengharapkan pahala,” ujarnya.

Transisi pola makan tutur Hardiansyah, dimulai dengan membiasakan diri dengan sarapan, untuk mencegah risiko kolesterol. Kemudian melewatkan makan siang atau mengurangi porsinya.

Selain itu, ia juga mengatakan dengan membiasakan diri minum air putih sesuai dengan kebutuhan tubuh dan berolahraga di sore hari.

“Nafsu untuk memakan makanan berlemak dan manis serta makanan instan juga dikurangi. Kebiasaan ini telah dilatih saat puasa Ramadhan lalu dan puasa Syawal, ketika masyarakat sering disuguhi oleh berbagai jenis makanan yang menggugah selera,” tuturnya.

Kemudian Hardiansyah mengungkap jug acara mencegah nafsu makan makanan tinggi lemak dan gula dapat ditekan dengan mengonsumsi buah – buahan segar, selain dapat mengisi kebutuhan energy, kandungan nutrisinya baik, karena kaya serat dan vitamin.

Selain itu, jenis dan jumlah makanan juga perlu diatur, ia menyarankan untuk memperbanyak porsi protein dibandingkan karbohidrat. Namun tentu kebutuhan setiap individu berbeda, misalnya pada anak-anak dan ibu hamil.

“Kalau berat badan menurun menjadi berat badan yang normal harus dipertahankan, bila tidak ada kenaikan berat badan berarti sudah pas. Namun ketika dua minggu kemudian terasa lingkar pinggang bertambah maka pola makan harus kembali disesuaikan,”pungkasnya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: IPB University

Tags

Terkini

Terpopuler