PROYEK Bendungan Leuwikeris Ciamis Dikebut, Banyak Keanehan dan Area Ini Peninggalan Sejarah Purbakala

13 Februari 2023, 09:01 WIB
Proyek bendungan Leuwikeris ditargetkan rampung akhir tahun 2023 atau awal 2024. Kawasan ini diduga dulunya ada peradaban manusia purba. /appud.pu.go.id/

DESKJABAR – Saat ini pembangunan bendungan Leuwikeris yang ada di kawasan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya, terus dikebut dengan target pembangunannya rampung pada akhir tahun 2023.

Nantinya bendungan Leuwikeris ini selain untuk mengairi sawah di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, kawasan ini juga akan dimanfatakan sebagai pembangkit listrik serta kawasan wisata.

Ternyata dalam proses pembangunannya yang dimulai sejak tahun 2016, ada banyak keanehan yang ditemukan di kawasan tersebut serta ditemukannya makam tua atau makam keramat di kawasan hutan di dekat bendungan Leuwikeris.

Baca Juga: BENARKAH Lokasi Junction Gedebage Tol Getaci Dipindahkan Karena Ada Ini? INILAH Desain Junction Gedebage

Yang paling menarik, di bibir Sungai Citanduy yang nantinya akan menjadi dasar bendungan, ditemukan berbagai batu-batuan yang diduga sebagai jejak peradaban manusia purbakala, salah satunya batu dengan telapak kaki.

Jika benar itu batu-batuan jejak peradaban manusia purbakala, itu menunjukkan bahwa kawasan yang sedang dibangun bendungan Leuwikeris tersebut merupakan area peninggalan sejarah purbakala, sebagai kawasan adanya kehidupan di zaman manusia purba.

Fungsi Bendungan Leuwikeris

Lokasi bendungan Leuwikeris berada di perbatasan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya yakni berada di kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.

Mengutip dari laman eppid.pu.go.id, proyek bendungan Leuwikeris menjadi salah satu Program Strategis Nasional Bidang Sumber Daya Air yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020.

Ditargetkan pembangunan bendungan ini akan rampung pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024. Saat ini pembangunan terus dikebut karena tahun ini ditargetkan akan dilakukan penggenangan.

Jika sudah beroperasi,  bendungan Leuwikeris ini mampu menampung air 45,35 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 11,216 hektare pesawahan di Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, dan Cilacap.

Diharapkan suplai air irigasi dari bendungan baru ini dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.

Baca Juga: LELANG Tol Getaci April 2023, Akankah PT PP, Adhi Karya, dan Jasa Sarana Tergabung dalam Konsorsium Baru?

"Sungai Citanduy belum memiliki bendungan. Apabila bendungannya sudah rampung, maka kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Selama ini lahan pertanian kerap mengalami banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Menteri Basuki.

Konstruksi Bendungan Leuwikeris mulai dibangun sejak 2016 dan ditargetkan mulai pengisian air awal (impounding) tahun 2023. Saat ini progres bangunan fisik bendungan sudan mencapai 82% dengan biaya pembangunan sekitar Rp2,8 triliun.

Penemuan Binatang Raksasa dan Makam Keramat

Mengutip dari YouTube Sawargi Channel, selain penemuan batu-batuan yang diduga peninggalan peradaban manusia purbakala, juga ditemukan banyak keanahen saat pembangunan awal kawasan bendungan Leuwikeris.

Kawasan hutan di dekat Sungai Citanduy yang ada di perbatasan Kecamatan Cijeungjing (Ciamis) dengan Kecamatan Cineam (Kabupaten Tasikmalaya) merupakan merupakan hutan lebat yang menurut pengakuan warga jarang dikunjungi orang.

Saat pembangunan awal pada tahun 2016 untuk pembukaan jalur ke kawasan yang kini menjadi area pembangunan bendungan Leuwikeris, menurut pengakuan pekerja, menemukan binatang aneh.

Binatang aneh yang dimaksud adalah binatang kaki seribu berukuran raksasa yang panjangnya sekitar 1 meter.

Kejadian aneh lainnya adalah ketika para pekerja kesulitan memindahkan sebuah batu besar. Namun akhirnya bisa dipindahkan setelah melalui sebuah ritual doa.

Ritual doa dilakukan atas saran orang tua. Setelah dlakukan ritual doa tersebut, batu besar akhirnya bisa dipindahkan.

Para pekerja juga menemukan sebuah makam tua atau makam keramat saat membuka rute jalan akses ke kawasan pembangunan bendungan Leuwikeris.

Baca Juga: Produksi Padi Jawa Barat Diprediksi Turun pada Awal 2023, Akibat Hama dan Pupuk Pertanian

Untungnya lokasi makam keramat tersebut tidak berada di tengah rute jalan yang akan dibangun, melainkan berada di pinggir jalan baru tersebut.

Penemuan Batu Purbakala

Sementara itu di bibir Sungai Citanduy yang nantinya akan digenangi air di dasar bendungan Leuwikeris, Dinas Kebudayaan Kabupaten Ciamis mendapatkan laporan penemuan batu-batu yang diduga merupakan jejak peradaban purba.

Batu-batu itu berbentuk rapi tersusun seperti dermaga dan juga ditemukakan batu-batu dengan bekas telapak tangan dan kaki di sisi kiri dan kanan. Batu-batuan itu diduga terbentuk bukan karena proses alam melainkan dibuat oleh manusia sebagai jejak peradaban.

Batu-batu tersebut di temukan di jalur arung jeram antara Desa Cihalarang sampai Bojongsalawe, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis. Lokasi penemuan batu-batu purbakala ini persis di areal yang nantinya akan digenangi air di dasar bendungan Leuwikeris.

Setelah tim dari Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis terjun langsung melakukan penyisiran di aliran sungai Citanduy, ternyata banyak terdapat batu berbentuk unik yang diduga kuat sebagai benda purbakala.

Baca Juga: Inovasi IPB University Ciptakan Tempe Beku, Ekspor Perdana 17,2 Ton ke Korea Selatan

“Batu yang kami temukan itu tak hanya tumpukan batu yang tersusun rapi berbentuk seperti piramid, tetapi juga ditemukan beberapa batu yang terdapat jejak kaki manusia. Selain itu, ditemukan juga batu yang ditimbul di tengah sungai,” ujar Kabid Destinasi Dinas Parawisata Kabupaten Ciamis, Budi Kurnia.

“Konon batu itu merupakan alat penyebrangan manusia zaman dulu. Batu itu digunakan sebagai pijakan saat menyebrangi sungai dengan cara meloncat,” ujarnya menambahkan.

Mereka kemudian mengambil sampel gambar batu-batuan tersebut dan melaporkan kepada tim peneliti Cagar Budaya untuk memastikan apakah batu-batuan tersebut memang peninggalan peradaban purbakala di kawasan tersebut.

Jika memang terbukti, mereka berencana akan membangun museum untuk menampung bebatuan tersebut, sekaligus museum yang menceritakan perjalanan pembangunan bendungan Leuwikeris.

Sebelum bendungan Leuwikeris digenai air yang targetnya pada tahun 2023, Dinas Kebudayaan berharap batu-batuan tersebut bisa dipindahkan dan diamankan di Dinas Kebudayaan Ciamis. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler