Program Sahabat Balita Turunkan Stunting di Desa Sukamenak, Kota Garut

20 Januari 2023, 11:41 WIB
Foto bersama para kader dan balita manfaat dari program SAHABAT Balita sebagai upaya penurunan stunting /Instagram/ @cahyaniritonga/

DESKJABAR - Masalah stunting di Indonesia tengah menjadi sorotan saat ini, stunting sendiri bisa menjadi masalah kesenjangan sosial di Indonesia.

Kota Garut tepatnya di Desa Sukamenak dilaporkan terdapat stunting anak yang sudah dimasukkan ke dalam Program Bidan Inspiratif Untuk Negeri (BIUN).

Program tersebut telah diluncurkan oleh Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan PT Kimia Farma Tbk dalam menurunkan angka stunting untuk mendukung upaya pemerintah.

Ternyata Program inovasi Sahabat Balita (SAyuran, HewAni dan naBATi) dibuat untuk menanggulangi masalah stunting di Garut tepatnya di Desa Sukamenak.

Baca Juga: MANTAP! Lewat Tol Getaci ke Pangandaran Hanya 2 Jam dari Bandung dan 4 Jam dari Jakarta: Keluar Pintu Tol Ini

Baca Juga: Informasi Simpang Susun dan Gerbang Tol Getaci Lengkap dengan Daerah Tujuan: JANGAN KESASAR!

Siti Nurcahyani seorang bidan menuturkan, dirinya merasa terdorong untuk membuat suatu program dengan harapan bisa membantu menekan angka kasus stunting di Indonesia.

"Dimulai dari provinsi asal saya, Jawa Barat. Program inovasi ini saya beri nama Sahabat Balita (Sayuran, Hewani dan nabati)", katanya.

Siti Nurcahyani menjelaskan, Sahabat Balita juga yang berarti sebuah gerakan inovasi yang dimotori oleh seorang Bidan dalam menggalakkan kegiatan-kegiatan, serta memberikan edukasi kepada kaum ibu balita dan para kader mengenai stunting dalam rangka perbaikan regenerasi.

Menurut dia, Program Sahabat Balita  membuat balita mau dan mampu mengkonsumsi pangan olahan untuk mencegah, dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan, dengan memanfaatkan potensi dari pangan olahan secara menarik menuju balita sehat.

"Program yang diluncurkan kepada anak-anak stunting adalah dengan memberikan pangan olahan berbasis kearifan lokal daun kelor, tempe, telur dan ayam dinamakan bola-bola Sahabat Balita (nugget Balls) dan puding lumut”, bebernya.

Baca Juga: Kemenag RI Usulkan Kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji 2023 di Angka Rp 69 Jutaan

Daun kelor, ungkap  Siti Nurcahyani sangat berpotensi untuk diolah menjadi salah satu bahan pangan olahan untuk mencukupi gizi pada penderita stunting.

Produk inovasi dari daun kelor,  diharapkan menambah asupan protein dan kalsium. Pangan yang dibuat pada sahabat Balita ini dapat memenuhi kebutuhan menu 4 bintang (utama) pada Balita.

Berbagai kalangan turut membantu dalam keberhasilan program ini dengan menggerakan tokoh masyarakat desa setempat. Pendistribusian makanan diberikan secara rutin.

Kegiatan berupa sosialisasi di kalangan ibu balita, melakukan kolaborasi dengan kader Posyandu untuk membantu pelatihan pengukuran antropometri balita dan pendistribusian bola-bola (Nugget balls) dan puding lumut kepada ibu balita.

Hasilnya program tersebut berhasil membuat 44 anak Desa Sukamenak bebas dari Stunting.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler