DESKJABAR - Jangan alergi pada makanan tradisional. Sebaiknya perkenalkan makanan tersebut pada anak-anak dan remaja, untuk mencegah stunting alias gagal tumbuh.
Ahli teknologi pangan Hindah Muaris menilai kini ada kecenderungan masyarakat meninggalkan makanan tradisional. Alasannya, makanan tradisional kurang praktis.
Namun di balik kekurangpraktisannya, makanan tradisional mengandung zat gizi yang sangat berguna untuk pertumbuhan anak-anak.
Menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi aneka hidangan yang enak dan menyehatkan mampu memperbaiki gizi anak dan menurunkan angka stunting.
"Sayang makanan tradisional sekarang ini mulai ditinggalkan masyarakat karena dianggap tidak praktis dalam penyajiannya," ujar lulusan Teknologi Pangan Gizi dari Institut Pertanian Bogor itu dalam "Deklarasi Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional" di Jakarta, Senin 18 Oktober 2022.
Padahal, tambahnya, dalam semangkuk olahan kuliner tersebut, memenuhi berbagai macam kebutuhan gizi.
Ia mencontohkan, dalam semangkuk sayur lodeh atau sayur sop yang memenuhi empat warna sayur. Ungu dari terong (di dalam lodeh), hijau dari buncis atau labu siam dan kacang panjang, kuning dari wortel, merah dari tomat, dll.
Bahan baku sop dan lodeh relatif mudah didapat dan murah pula.