Kios Rokok Eceran Ala Jadul Ini Masih Bertahan di Bandung dan Sumedang, Serta Kenangan Zaman Dahulu

27 Desember 2022, 09:15 WIB
Model kios rokok jadul ini masih ada yang bertahan, serta ada kenangan di Bandung dan Sumedang /Google Maps

DESKJABAR – Ramai kabar Presiden Jokowi akan melarang jual beli rokok secara eceran atau batangan, membuat kita langsung terbayang suasana di kios penjual.

Penjualan rokok secara eceran, biasanya dilakukan pada warung-warung di lingkungan pemukiman atau kios kecil di tepian jalan ala masa kini.

Di Indonesia, ada kenangan zaman ketika kios berdagang yang dijuluki “kios rokok” pernah marak tahun 1980-an sampai awal 1990-an lalu.

Pada masa kini, sebagian model kios rokok eceran ala jadul ini masih bertahan di Bandung dan Sumedang, Jawa Barat, serta kenangan zaman dahulu.

Baca Juga: Sejarah Cadas Pangeran Sumedang, Dahulu Diapit Dua Perkebunan Teh Pemandangan Indah

Gambaran kios rokok

Yang disebut kios rokok, adalah sebuah tempat berjualan berukuran kecil sekitar ukuran lebar 2,5-3 meter, dengan lebar 1,8-2 meter, tetapi isinya sesak dengan barang jualan, serta biasanya berisi 1-2 orang penjual.

Mengapa disebut kios rokok, karena memang dagangan utama yang diminati konsumen, kebanyakan adalah rokok dan kopi, walau sejumlah produk lain pun ada.

Sejumlah produk kebutuhan sehari-hari umumnya ada dijual, selain rokok dan kopi, juga balsem, minyak angin, gula, baterai, skat gigi, pasta gigi, sabun, shampoo, minuman botolan, mie instan, bahkan perangko dan amplop surat serta materai pun juga biasanya ada, dsb.

Baca Juga: Di Sumedang, Ada Janda Umur Ratusan Tahun Mengajak Nikah ? Tapi Mahar Mahal

Pemandangan kios rokok di Bandung tahun 1980-an, tampak penjualnya nongol dari lubang kecil. Henk van Rinsum/Nationaal Museum van Wereldculturen Belanda

Ketika itu, pada sudut-sudut jalan yang kosong terutama di Bandung, Cimahi, Sumedang, dll, biasanya selalu ada kios rokok bentuk seperti itu. Transaksi jual beli dilakukan melalui sebuah lubang kecil, mirip lubang loket pembayaran.

Pada zaman sekarang, kios rokok seperti itu sudah jarang tampak. Tetapi masih ada kios yang sama bertahan pada tempat sama dengan orang sama sejak pertengahan tahun 1980-an lalu.

Sampai kini, warga mengingat, jika membeli sesuatu pada kios rokok tersebut, wajah pedagangnya hanya terlihat dari lubang pembayaran itu.

Baca Juga: Kisah Bayi Terbang di Sumedang, Apakah Kadang-kadang Masih Muncul ? Cerita Horor

Menjelang malam kios pun ditutup, lalu orang penjualnya tidur di dalamnya tidur menjagai dagangannya. Besok pagi-paginya bangun lagi, tetapi entah dimana pedagang itu mandi.

Fenomena kios rokok di Bandung itu menarik pula perhatian fotografer asal Belanda, Henk Rinsum yang berkelana ke Bandung ada awal tahun 1980-an.

Tersisihkan zaman

Bergugurannya kios-kios rokok terjadi sejak awal tahun 2000-an, karena semakin banyak orang berjualan dengan aneka cara.

Baca Juga: Pohon Kiara di KBB (Kabupaten Bandung Barat) dan Majalengka, Dikhawatirkan Ramai Jadi Pesugihan Pemilu 2024

Namun, ada kenangan pula, dimana pada beberapa kejadian, banyak pemilik kios rokok tersebut menjadi frustrasi lalu tidak berdagang lagi.

Penyebabnya, cukup banyak yang kecurian barang dagangan, terutama rokok dan kopi. Biasanya, pencuri menjebol dari bagian belakang kios rokok tersebut, karena sudah mengamati kapan kios rokok itu kosong ditinggal pemiliknya.

Tetapi bagi orang-orang masa kini yang suka sensasi, kadang ada sengaja menginap pada kios rokok milik temannya.

Misalnya, seperti ketika musim hujan seperti akhir tahun 2022 ini, tidur pada kios rokok tersebut terasa hangat di malam hari. ***

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler