DESKJABAR - Bendungan Leuwikeris di wilayah Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ditargetkan akan selesai pada tahun 2023.
Bendungan Leuwikeris yang merupakan bendungan pertama di wilayah Priangan Timur (Priatim) itu mulai dibangun sejak tahun 2016.
Kehadiran Bendungan Leuwikeris bakal melengkapi sejumlah bendungan atau waduk lain di Jawa Barat.
Baca Juga: Pertanian Padi Jawa Barat, Serangan Hama Tikus Menurun, Walau Terjadi Banjir
Kabarnya, Bendungan Leuwikeris merupakan merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional(PSN).
Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden No. 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dalam unggahan Youtube pribadinya mengajak masyarakat untuk mendukung pembangunan Bendungan Leuwikeris.
Pasalnya menurut Wagub Uu, keberadaan Bendungan Leuwikeris nantinya bakal dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Priangan Timur, Jawa Barat maupun Jawa Tengah.
"Latar belakang secara teori ya, pembangunan Bendungan Leuwikeris untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat khususnya dalam memenuhi kebutuhan pangan," ujarnya.
Selain itu menurut Wagub Uu pemanfaatan Bendungan Leuwikeris nantinya bukan saja untuk pemenuhan air untuk irigasi pesawahan namun juga untuk PLTA, pariwisata, UMKM, dan lainnya.
Baca Juga: Perkebunan Karet Jawa Barat di Garut Diremajakan, untuk Pulihkan Produktivitas
Wagug UU juga mengatakan bahwa pembangunan Bendungan Leuwikeris akan selesai di tahun 2023 dan kehadirannya dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan begitu Bendungan Leuwikeris diharapkan dapat menambah daya tahan pangan masyarakat Jawa Barat dan kembali menjadi lumbung pangan nasional.
"Diawal saya menjadi Wagub, Jawa Barat barada di rangking kedua penyumbang beras tingkat nasional sekarang menjadi ranking ketiga," ucapnya.
Baca Juga: Apakah Wudhu Kita Sudah Benar ? Berikut 10 Kesalahan Berwudhu, Dapat Membuat Sholat Tidak Sah
Penyuka kendaraan klasik ini juga mengatakan dulu Jawa Barat memeliki 1,1 juta pesawahan yang bagus sementara sekarang hanya tinggal 900 ribu hektare.
Kondisi itu menurutnya harus menjadi pemikiran bersama antara pemerintah dan masyarakat terutama dorongan supaya pembangunan Bendungan Leuwikeris segera rampung.
Diakuinya selama proses pembangunan Bendungan Leuwikeris didapati sejumlah kendala seperti hal pembebasan tanah, pengurugan, kebisingan, ketersediaan air, dan lainnya.
Baca Juga: Mazaya Amania, Profil dan Biodata Selebgram Cilik yang Viral di Media Sosial, Sangat Menggemaskan
Ia menilainya hal wajar karena masih dalam proses pembangunan.
"Kalau selama pembangunan ada kemudharatan wajar. Karena pembangunana belum selesai," katanya.
Meski begitu ia meyakini nantinya bendungan ini akan membawa kemanfaatan jangka panjang bagi masyarakat dan pemerintah akan mengoptimalkannya.
"Daerah atau wilayah yang semula tidak ada air menjadi dapat air, yang kemarin kurang air menjadi sempurna airnya, justru bukan sebaliknya awal banyak air jadi tidak kena air itu sangat tidak mungkin," ujarnya menegaskan.
Orang nomor dua di Jawa Barat ini juga mengajak agar dalam pelaksanannya kedua belah pihak baik pelaksana proyek maupun masyarakat meski ada win win solution dan saling menghargai.
"Harapan kami (pemerintah), seluruh pembangunan apalagi ini Proyek Strategis Nasional seluruh masyarakat harus mendukung," harap Wagub Uu.
Baca Juga: Cocok untuk Liburan dan Nongkrong, 2 Tempat Wisata Kulon Progo, Hits, Cozy, Wajib Dikunjungi
"Tetapi dalam pelaksanannya,pelaksana kontrak harus memahami situasi dan kondisi, raba dan pahami keinginan masyarakat dan juga sebaliknya," lanjutnya seperti dikutip DeskJabar dari Youtube Uu Ruzhanul Ulum [Wagub Jabar], berjudul "Bendungan Leuwi Keris, Satu Lagi Proyek Jokowi di Jabar yang Segera Rampung", edisi 26 September 2022.
Seperti diketahui, Bendungan yang menelan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun itu nantinya mampu menampung air dari sungai Citanduy sebanyak 67,740 juta meter kubik.
Bendungan Leuwikeris dengan luas genangan 180,49 hektare itu tidak hanya meliputi wilayah Handapherang, Kabupaten Ciamis saja namun juga sebagian Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.***