Musyawarah Kerja PMI Jawa Barat 2022 Digelar, Ini Target Ketua PMI Jabar Irjen Pol. Purn.Drs. Adang Rochjana

31 Agustus 2022, 18:44 WIB
Musyawarah Kerja PMI Jawa Barat 2022, Ketua PMI Jabar Irjen Pol Purn.Drs. Adang Rochjana targetkan ini untuk segera diwujudkan. /Feby Syarifah – Deskjabar/

DESKJABAR – Palang Merah Indonesia atau PMI Provinsi Jawa Barat menggelar Musyawarah Kerja di Bandung, hari ini, Rabu 31 Agustus 2022.

Tema yang diangkat pada Musyawarah Kerja PMI Jawa Barat kali ini adalah “Memantapkan Gerakan Pelayanan Kemanusiaan Untuk Jawa Barat Juara Lahir dan Batin.”

Hadir dalam Musyawarah Kerja tersebut istri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atalia Praratya selaku Dewan Kehormatan PMI Jawa Barat.

Ketua PMI Jabar, Irjen Pol. Purn.Drs Adang Rochjana menegaskan dari Musyawarah Kerja tersebut  ada target yang harus segera diwujudkan.

Sebab menurutnya, target tersebut akan mengejawantahkan kerja nyata PMI Jabar di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Baca Juga: Luar Biasa 3 Ganda Putra Indonesia Melesat ke Babak 16 Besar Japan Open 2022, dan Hasil Pertandingan Hari Ini

“Kami ingin membumikan urusan kerja PMI itu yang sebenarnya sangat bermanfaat, tapi yang sekarang ini dirasakan masih di awang-awang saja. Masih slogan-slogan saja,” ujar Adang Rochjana kepada Deskjabar di Jln. Ir. H. Djuanda 426A Dago, Bandung, Rabu 31 Agustus 2022.

Selama ini, lanjut dia, masyarakat luas hanya tahu bahwa tugas PMI itu sekedar donor darah saja.

Padahal banyak tugas kemanusiaan lainnya yang juga mulia dari organisasi ini seperti pelayanan bidang kesehatan, menangani bencana, perekrutan dan pelatihan relawan.

Oleh karena itu, Adang Rochjana berharap PMI Jawa Barat bisa membumikan dan melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh UU No.1 tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.

“Jadi tidak hanya donor darah saja, tapi ada 8 tugas yang ditentukan oleh pasal 22 UU No.1 Tahun 2018. Ini yang mau dibumikan” ucapnya.

Dan inilah 8 tugas PMI berdasarkan Pasal 22 UU Kepalangmerahan:

  1. Memberikan bantuan kepada korban konflik bersenjata, kerusuhan dan gangguan keamanan lainnya,
  2. memberikan pelayanan darah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
  3. melakukan pembinaaan relawan,
  4. melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepalangmerahan,
  5. menyebarluaskan informasi yang berkaitan dengan kegiatan kepalangmerahan,
  6. membantu dalam penanganan musibah dan atau bencana di dalam dan luar negeri,
  7. membantu pemberian pelayanan kesehatan dan sosial,
  8. melaksanakan tugas kemanusiaan lainnya yang diberikan oleh pemerintah.

Oleh karena itu, untuk dapat membumikan tugas-tugas Kepalangmerahan tersebut, Adang Rochjana mengatakan dibutuhkan public trust atau kepercayaan dari publik.

Baca Juga: 8 Wisata Bandung yang Paling Terkenal 2022, Jadi Tujuan Liburan Para Travellers, Cocok Buat Jalan-jalan

Bahkan ketika ada masyarakat yang ingin donor ataupun membutuhkan darah maka harus diberikan kemudahan.

“Bagaimana kita untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat bahwa PMI itu bisa untuk bencana alam, pelatihan relawan, dan juga kesehatan. Buktikan itu,” ujarnya.

Itu semua bisa diwujudkan dengan kerja keras dari semua pengurus dan juga relawan PMI Jabar mulai dari tingkat provinisi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga ke lingkup yang paling kecil.

Oleh karena itu, Adang Rochjana mengatakan pihaknya saat ini berupaya untuk membuat buku petunjuk dan juga SOP (Standard Operating Procedure).

“Dalam muker ini kita merumuskan pokok-pokok sehingga bulan Desember 2022, sudah ada buku petunjuk  tentang bagaimana mengaplikasikan ini semua,” tuturnya.

Contoh: kampung donor, jangan sampai jadi sekedar slogan yang tertulis di papan semata.

Baca Juga: Link Streaming dan Sinopsis Preman Pensiun 6 Malam Ini Episode 11, Bubun Dihajar Anak Buah Remon, Roy Bahaya

Ke depan, anggota PMI harus melakukan pengecekan golongan darah di kampung donor, jadi tercatat sebagai database.

“Bikin kartu anggota, bikin format untuk mendonorkan darah secara sukarela, dan bagaimana jika ada yang mau minta bantuan darah. Sehingga masyarakat menjadi tahu, mereka akan ke mana jika butuh bantuan donor darah tapi tidak ada keluarga yang bisa membantu mereka,” kata Adang Rochjana lagi.

Dengan begitu, kampung donor bisa jadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan donor darah dalam kondisi darurat.

“Bikin aplikasi sehingga masyarakat lebih aware mengenai keberadaan kampung donor dan stok golongan darah apa saja yang ada di kampung tersebut. Terstruktur masukkan database sehingga bisa menjadi informasi solutif bagi masyarakat,” ucap Adang Rochjana lagi.

Ia yakin, proses digitalisasi database dan juga pelayanan telemedicine yang merupakan amanat dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bisa mereka laksanakan.

“Dengan dimulai oleh kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, dan tuntas, insyaa Allah Bisa dilaksanakan,” katanya menambahkan.***

Editor: Feby Syarifah

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler