DESKJABAR – Anda yang bermukim di Bandung, pasti tak asing lagi dengan yang namanya Dago.
kawasan Dago ini merupakan –terutama diakhir pekan -- tempat hangout (nongkrong) atau sekadar JJS (jalan-jalan sore) warga Bandung.
Selain tempat nongkrong kawula muda Bandung, sekarang Dago telah menjelma menjadi kawasan pemukiman elite dan destinasi wisata di Bandung Utara.
Namun, tahukah anda kawasan Dago jaman dahulu ?
Dulu, menurut sejarah, kawasan Dago itu merupakan hutan lebat yang angker.
Selain hutannya angker, Dago juga terkenal dengan begal nya (perampok).
Dan, di kawasan sekitar hutan Dago yang masih merupakan jalan setapak itu, juga banyak binatang buas nya.
Baca Juga: Inilah Cara Melihat Khodam Pendamping Diri Sendiri, Gampang Sekali dan Tanpa Ritual
Nah, penduduk yang bermukim di kawasan Bandung Utara (para petani) takut untuk melewati hutan Dago, ketika akan menjual hasil pertaniannya ke Kota Bandung.
Karena takut berjalan sendirian dan alasan keamanan, para petani di Bandung Utara, sebelum melanjutkan perjalanan ke pasar di Bandung, selalu berkumpul di suatu tempat sekitar kawasan Dago sekarang.
Setelah kumpul semua, para petani Bandung Utara ini ‘ngabring’ (jalan bersama –red) menuju pasar di Kota Bandung.
Baca Juga: RUMAH TUSUK SATE, Benarkah Tempat Kumpul Jin Jahat , Ustadz Khalid Basalamah Menjelaskan
Nah, tempat berkumpulnya para petani Bandung Utara ini, sekarang dikenal dengan nama Dago.
Kalau dalam bahasa Sunda nya, tempat ‘silih dagoan’ (tempat saling menunggu--red).
Makanya, tempat silih dagoan ini, sekarang terkenal dengan nama kawasan Dago.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang yang Akan Dijadikan Tumbal Pesugihan, Salah Satunya Linglung
Sebuah kawasan hunian elite dan destinasi wisata, khususnya wisata belanja dan kuliner.
Itulah asal usul singkat penamaan Dago di kawasan Bandung Utara. ***