KASUS SUBANG MENGEJUTKAN, Danu Lakukan Tes Kejiwaan dan Kesehatan oleh Penyidik, Apa Penyebabnya?

9 Juni 2022, 09:01 WIB
Danu dan TKP, Danu melakukan tes kejiwaan dan kesehatan oleh penyidik dalam kasus Subang /Kolase foto DeskJabar dan YouTube FAKTUIL/

DESKJABAR - Dalam kasus Subang mengejutkan, dengan Danu lakukan tes kejiwaan dan kesehatan oleh penyidik kepolisian, apa penyebabnya?

Seperti diketahui tes kejiwaan dan kesehatan yang dilakukan Danu beberapa waktu yang lalu, langsung menjadi perbincangan publik.

Yang menjadi perhatian publik adalah mengapa Danu harus menjalani tes kejiwaan dan kesehatan saat diperiksa dalam kasus Subang?

Tentu ada alasan tertentu, mengapa tim penyidik dari kepolisian kepada saksi Danu, apakah ini diperlukan sebagai petunjuk untuk mengarahkan kepada siapa tersangkanya.

Baca Juga: TERUPDATE, Saksi Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Bisa Derita Gangguan Kejiwaan. Kata Pakar Ini Solusinya

Ternyata Danu, menurut YouTuber pemerhati kasus Subang, Anjas di Thailand, adalah salah satu saksi kasus Subang yang beberapa kali memberikan pernyataan kontroversial baik di media sosial, media massa, bahkan mungkin dalam BAP.

Untuk itu, lanjut Anjas, tim penyidik harus melakukan tes secara ilmiah.

Bagian dari hasil tes kejiwaan ini adalah untuk mengungkap orang itu psikopat atau sosiopat, atau mengapa orang itu suka berbohong, atau apakah orang itu berkepribadian ganda dan lain sebagainya.

Baca Juga: Pelaku Kasus Subang Diungkap Gumay, Ia Laki-laki, Alami Gangguan Mental, Berperawakan Tinggi , Wajah Pucat

Hal tersebut disampaikan Anjas di kanal Youtube Anjas di Thailand yang tayang beberapa waktu yang lalu.

Menurut Anjas, tes kesehatan yang biasa diperlukan untuk pendaftaran peserta masuk jadi polisi atau tentara adalah dengan mengetahui secara fisik seperti lari atau di treadmill.

Dengan berbagai pertimbangan ini, Anjas menilai tes kesehatan yang dimaksud yang harus dilakukan Danu adalah tes kejiwaan.

"Tes kesehatan yang dimaksud adalah untuk mengetahui kesehatan jiwa atau pikiran," ungkap Anjas.

Baca Juga: KASUS SUBANG Berlanjut, Presiden Memiliki Hak Bantu Perkara Hukum, Sketsa Wajah Jadi Kunci Tersangka

"Seperti dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya soal apakah pelaku yang terlibat dalam kasus pembunuhan Subang itu psikopat atau sosiopat, atau berkepribadian ganda, tentu harus dilakukan tes oleh ahlinya", lanjutnya

Kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, mengatakan, kliennya menjalani tes kesehatan serta tes psikologis sesuai dengan tes pada umumnya.

Pihaknya masih belum mengetahui hasil dari tes kesehatan dan tes psikologis yang dijalani oleh kliennya tersebut.

Pihak kuasa hukum pun hanya menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian yang sedang menangani kasus Subang tersebut.

Menurut psikiater Dr. Teddy Hidayat, SpKJ, para saksi, terutama tiga saksi yang masih merupakan keluarga korban, yaitu Yosep, Yoris, dan Danu, kemungkinan mengalami gangguan kejiwaan, yaitu stres.

Meskipun berstatus saksi, selama ini ketiganya harus bolak-balik diperiksa tim penyidik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kasus Subang yang menimpa keluarga mereka.

Kondisi seperti itu pasti terasa berat bagi Yosep, Yoris, dan Danu.

Belum lagi pemberitaan yang gencar di berbagai media, ditambah menghadapi komentar miring dari warganet, pastilah akan mempengaruhi kejiwaan Yoris, Yosef, dan Danu.

"Kalau sebagai pelakunya mungkin sudah seharusnya untuk menjalaninya, tetapi untuk yang bukan pelakunya, ini sangat berat," kata Teddy Hidayat kepada DeskJabar.com.

Menurut Teddy Hidayat, jika stres berlanjut dapat menjadi stres akut.

Kalau peristiwa berjalan dalam waktu yang lama,dan stress berlanjut melebihi 3 bulan atau 6 bulan bahkan sekarang sudah menginjak 10 bulan bisa jadi penderita akan mengalami stres pasca traumatik.

Pengalaman traumatik tadi timbul secara berulang, misalnya adanya bayangan, pikiran atau persepsi yang berkaitan peristiwa traumatik datang berulang menimbulkan penderitaan.

"Bisa juga berupa gejala menetap peningkatan kewaspadaan, sulit tidur, iritabilitas, sulit konsentrasi, hypervigilance atau respons yang kacau tidak terkendali," jelas Teddy Hidayat.***

 

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Wawancara YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler