DESKJABAR - Kasus Subang takkan pernah berhenti selama pengumuman tersangka atau otak dibalik pembunuh ibu dan anak itu belum terungkap.
Selama pengumuman tersangka atau otak dibalik pembunuh ibu dan anak tidak terungkap kasus Subang takkan pernah berhenti.
Sudah pasti selama belum terungkap tersangka atau otak di balik pembunuh ibu dan anak di kasus Subang takkan pernah berhenti.
Hal ini akan menjadi makanan empuk bagi media informasi untuk selalu mengupdatenya dari berbagai sisi dan sumber berkompeten pula.
Berbagai suguhan informasi dengan bahan bahan menarik di kasus Subang terus digali dan dikejarnya.
Halnya yang disebutkan admin Sebelum Pukul Tiga di kanal YouTubenya dengan judul Ciri-ciri Pelaku dan Pembantu dalam Kasus Subang menurut Perspektif Entitas " Amel," rilis 5 Mei 2022.
Dari penuturan admin Sebelum Pukul Tiga seakan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang akan mendekati titik terang benderang.
Sebab, Sebelum Pukul Tiga menyebutkan, ciri ciri pelaku hingga para pembantu yang didapat dari entitas ( sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik, abstraks) almarhumah Amel Mustika Ratu.
"Ini adalah dialog saya dengan Amel Mustika Ratu," kata admin Sebelum Pukul Tiga.
Ada tamu yang datang malam itu saat pak Yosef keluar dan Yoris tidak ada di tempat atau TKP.
Baca Juga: HASIL LAB DNA Kasus Subang Belum Mampu Sibak Misteri, Tak Ada Data Pembanding yang Matching?
Mereka (para pelaku) menanyakan dimana papa saat ini.
Ini maksudnya, kata Sebelum Pukul Tiga, menanyakan dimana pak Yosef.
Kemudian mereka itu kesal dan ribut dengan Amel, yang intinya dari entitas Amel itu menyebutkan kesal pula dengan ibu Tuti.
Amel mengatakan, tambah admin Sebelum Pukul Tiga, di situ ada kepentingan politik. "Di sini mereka menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan parpol," tuturnya.
Namun di sini Amelia tidak menyebutkan parpol yang dimaksud.
Kemudian saya (Sebelum Pukul Tiga) tanyakan kepada Amel, apa yang ditanyakan mereka itu.
Amel mengatakan, mereka bilang mama ( ibu Tuti) ingin menghianati mereka mereka anggap jika mama bersuara maka semua itu akan masuk penjara.
"Itulah permasalahannya atau awal dari terjadinya tragedi ini," tutur Sebelum Pukul Tiga di kanal YouTubenya.
Selanjutnya, tambahnya lagi, Amel mengatakan pada malam itu ada suatu hal yang berkaitan dengan dirinya sendiri (nasib Amel ke depan) yang ditanyakan mereka.
Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Pembunuhan Subang, Achmad Taufan Tegaskan Danu Bukan Berbohong, Tetapi...
Kemudian Amel menyebutkan ciri ciri pelaku secara jelas.
"Semua yang melakukan eksekusi terhadap dirinya (Amel) adalah pria single," kata Sebelum Pukul Tiga lagi.
Disebutkan, pria pertama bermata sipit, tinggi kurus dan memakai jaket hitam gelap.
Pria kedua, tambahnya, matanya agak belo, agak lebih tinggi dari Amel, badannya tegap, berkacamata memakai jaket parasut.
"Dan pria inilah yang membabi buta mengeksekusi Amel," ucap Sebelum Pukul Tiga.
Ini, katanya, perspektif atau sudut pandang Amel.
Selanjutnya pria ketiga adalah tubuh agak gempal, bukan berati dia gemuk, bau miras dan bawa clurit pendek yang sudah berlumuran darah.
"Pria ini pake jaket kulit hitam membawa cobek dan menghantamkan ke kepala Amel dari belakang, ini pria yang ketiga," tuturnya.
Pria pertama yang matanya sifit, kata Sebelum Pukul Tiga, menghantam wajah dengan benda keras seperti dongkrak warna hitam.
"Dan pria yang kedua ini yang menonjok wajah Amel dengan kepalan tangan kosong," imbuhnya.
Dikatakan, Amel saat ini belum masuk pada mimpinya kembali hingga saat ini (saat publish YouTube).
"Kecuali gambaran gambaran seperti itu. Akan tetapi ketika saya berbicara pada Amel melalui ritual khusus atau astral proyektion, meraga sukma dia selalu menutupi," cetusnya.
Ini sepertinya, tambah admin Sebelum Pukul Tiga, ada aib yang ditutupi Amel.
Namun, ucapnya lagi, Amel sempat menggigit tangan pria yang tubuhnya agak gempal lalu lari ke belakang.
"Amel meminta pertolongan dan teriakannya begitu terasa sangat besarnya, tapi mengapa kalian (orang orang terdekat) tidak ada yang mendengar," tuturnya. ***