DESKJABAR – Kota Bandung dikenal memiliki keindahan karena terdapat banyak ruas jalan suasana rindang bahan pohon dan indah, yang dahulunya peninggalan zaman kolonial Belanda.
Namun, ada lima jalan di Kota Bandung yang sejak lama dianggap seram karena kabar adanya hantu, pada ruas jalan yang indah dan rindang itu.
Ada pun kelima jalan dimaksud, adalah jalanan pada kawasan lama daerah elit Kota Bandung yang suasananya rindang, nyaman, dan sejuk karena banyak pohon-pohon besar yang sudah tua.
Namun suasana demikian, sejak lama pun sering dikaitkan sebagian masyarakat dengan hal-hal seram urusan hantu.
Ada pula Jon Capung dkk yang berjalan-jalan pada lima jalan di Kota Bandung dimaksud, lebih kepada membuktikan apakah cerita seram ini benar, atau hanya sekedar cerita mitos berkembang sejak lama.
Gambaran ini dirangkum dari YouTube JonCapung, berjudul “5 JALANAN SERAM DI BANDUNG!!” diunggah 20 September 2018 dan wawancara DeskJabar dengan sejumlah orang di sekitar GOR Pajajaran, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Kisah Sebuah Rumah Kost di Nagreg, Bandung, Semua Penghuni Adalah Hantu ?
Jalan Pajajaran, yang terdapat Gelanggang Olah Raga (GOR) Pajajaran. Pada siang hari, terutama Sabtu dan Minggu, banyak orang berolahraga di tempat ini dan suasananya mengasyikan, namun jika lewat maghrib atau malam, menjadi lain suasananya.
Menurut Jon Capung dkk, di jalan ini titik seramnya adalah GOR Pajajaran. Kabarnya ada cerita, sejumlah atlet mendengar bayangan tentara, orang-orang minta tolong, tukang nasi goring disatroni hantu, dsb.
Masyarakat senior di Kota Bandung sangat mengetahui, kalau tempat ini dahulunya adalah sebuah pemakaman Belanda atau disebut kerkhof.
Baca Juga: Gadis Cantik Ini Tinggal di Kuburan di Bandung, Usaha Warung Laris Tapi Sering Disangka Hantu
Informasi diperoleh DeskJabar, berbagai makam pada kerkhof di Jalan Pajajaran itu kemudian dipindahkan, ketika pemerintah membangun kawasan GOR Pajajaran sekitar tahun 1973.
Kabarnya, berbagai kerangka di kerkhof Jalan Pajajaran itu dipindahkan ke Pemakaman Pandu, Sadang Serang, dan di Tamansari (namun dipindahkan lagi ke Pemakaman Pandu, karena dibuat bangunan lain).
Beberapa karyawan KONI Jawa Barat dan pengurus organisasi olahraga di sekitaran GOR Pajajaran, mengaku rata-rata pernah mendengar dan merasakan hal-hal seram di tempat itu.
Baca Juga: Kisah Penampakan Hantu Dalam Pesawat Penerbangan Rute Malang, Jawa Timur
Informasi paling sering didengar, adalah hantu tanpa kepala, yang mencari-cari kepalanya karena tengkoraknya tertinggal ketika dipindahkan tahun 1973-1974 lalu.
“Tapi ya..paling-paling itu adalah jin yang menakut-nakuti manusia. Sebab semua orang meninggal, apa pun agamanya, dan tidak beragama sekalipun, arwahnya sudah pindah ke alam barzakh,” ujar salah seorang warga sekitaran GOR Pajajaran, Sarip (58).
Jalan Tongkeng, di sini kabarnya ada mitos pada sebuah pohon besar, kabarnya ada mitos hantu tentara Belanda tanpa kepala. Sebab, Jalan Tongkeng diketahui merupakan termasuk kawasan militer peninggalan zaman kolonial Belanda di sekitaran Jalan Aceh Bandung.
Baca Juga: Bangkit dari Kubur Setelah Tiga Kali Meninggal, Pernah Terjadi di Lemahsugih, Majalengka
Oleh Jon Capung dkk, disebut-sebut, mitos hantu tanpa kelapa pada pohon besar itu lokasinya pada sebuah bundaran di Jalan Tongkeng.
Jalan Babakan Siliwangi, di jalur ini diketahui ada mitos hantu yang suka membuat kecelakaan kendaraan. Kawasan Jalan Babakan Siliwangi merupakan jalan yang indah dan sejuk serta rindang, dan terdapat sungai.
Jalan Tamansari, mitosnya, suka terlihat setan kuntilanak bergelantungan di dahan pohon.
Namun pohon-pohon yang rindang dan gelap inilah merupakan simbol keindahan Jalan Tamansari baik siang maupun malam.
Baca Juga: Di Bogor, Ada Kontrakan Cuma Rp 25 Ribu, Tapi Ada Hantu
Jalan Cipaganti, mitosnya ada hantu jawara tanpa kepala. Sebagian orang mendengar mitos, bahwa jika melintasi jalan ini, jika merasa melindas sesuatu di jalan, itulah kepala yang lepas dari tubuh jawara dimaksud yang menjadi hantu.
Suasana Jalan Cipaganti diketahui merupakan jalur yang indah, selain rindang karena deretan pohon tua yang lebat, juga masih cukup banyak rumah antik peninggalan zaman kolonial Belanda, bahkan ada masjid bersejarah. ***