UPDATE BERITA SUBANG TERBARU: Yosef, Danu dan Yoris Bersaing, Ada Apa, Simak Penjelasannya

16 Januari 2022, 07:05 WIB
Anjas di Thailand mengamati Yosep, Yoris, dan Danu,ada kontroversi, dalam pengungkapan kasus pembunuhan di Jalancagak, Subang. /YouTube Anjas di Thailand

DESKJABAR- Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang sepertinya takkan pernah berhenti, masih tetap menjadi topik hangat pembahasan.

Pembunuh ibu dan anak di Subang pun disebut- sebut sebagai cerita yang dikemas dalam sebuah jilid dan takkan pernah habis.

Banyak misteri yang dikait kaitkan dengan hal-hal gaib seperti arwah gentayangan, soal mimpi hingga pesan-pesan terakhir kedua korban.

Baca Juga: UPDATE Kode Redeem FF 16 Januari 2022, Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu, Klaim Item Sultan Wasteland Surfboard

Tidak hanya berhenti sampai disitu, saksi-saksi dilibatkan tim penyidik guna meminta keterangan dalam upaya mengungkap tersangka.

Reka ulang rekontruksi pembunuh ibu dan anak di Subang hingga otopsi mayat pun dilakukan polisi ketika awal-awal kejadian, Agustus dan September 2021.

Bahkan rilis sketsa wajah pelaku oleh Polda Jabar ke publik adalah sebagai upaya menyeret nama pelaku atau eksekutornya di kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Dikutif dari kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul NODA MERAH, HENDUSAN ANJ1NG & MOBIL YARIS !, dirilis 15 Januari 2022.

Tiga saksi menjadi sorotan Anjas di Thailand dalam pembahasannya di kanal YouTube tersebut.

Mereka adalah Yosef kemudian Danu dan Yoris. Metode yang digunakan dalam pembahasannya itu menggunakan kompilasi kode dari berbagai sumber, salah satunya internet.

"Netizen atau masyarakat Indonesia menganggap ada hal yang membingungkan, mencurigakan atau memberatkan bagi ketiga saksi tersebut," tutur Anjas.

Untuk Yosef, kata Anjas, yang paling memberatkan adalah mengenai dua hal, yaitu ekspresi saat hari kejadian, tanggal 18 Agustus dan mengenai noda merah yang ada di baju Yosef.

Kemudian untuk Danu, tambahnya, Danu termasuk yang banyak melakukan pertentangan dua hal yang berbeda atau perdebatan terhadap sosoknya.

"Terutama saat anjing pelacak menggong gong diri Danu serta diendus endus hingga beberapa kali," kata Anjas.

Baca Juga: HATI-HATI! Jika Akan Berwisata, Kata BMKG Hujan dan Petir Menghadang di Daerah Ini Hari Ini

Disebutkan, itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Kemudian mengenai keterangan Danu saat mengatakan pukul 03.00 dirinya keluar untuk beli nasi goreng.

"Dan melihat sejumlah orang yang berada di lokasi kejadian, saat itu Danu berniat membeli nasi goreng," imbuhnya lagi.

Dan pernyataan ini, tambahnya, sudah diklarifikasi oleh tim pengacara Danu, yang mengatakan semua itu tidak benar.

Dikatakan Anjas, Danu saat diwawancara oleh wartawan pernah mengatakan dirinya mengetahui kondisi jenazah serta TKP.

Lagi-lagi, tambahnya, ucapan itu diklarifikasi oleh tim pengacara Danu bahwa itu tidak benar.

" Ketiga hal inilah yang menimbulkan kecurigaan terhadap diri Danu," jelasnya lagi.

Untuk Yoris sendiri, tambah Anjas, mengenai kunci mobil Alphard warna hitam. Yoris mengatakan, mobil Alphard tersebut memiliki konci otomatis yang bisa mendeteksi dan merekam percakapan di dalam mobil.

Hal itu diungkapkannya kepada tetangga dan orang-orang terdekat, dengan tujuan untuk menghilangkan kecurigaan mereka terhadap dirinya.

Namun pernyataan itu pun kemudian disanggahnya, bahwa itu adalah salah ucap. "Padahal sadar atau tidak sadar saat Yoris mengatak hal itu sudah terekam oleh YouTuber yang merekam suasana di TKP," tutur Anjas.

Anjas menganalisis ketiga saksi tersebut masing masing memiliki tingkat yang sangat memberatkan tim penyidik.

Baca Juga: Menyambut Imlek 2022, Bikin Kue Keranjang Sendiri Yuk, Gampang dan Murah, Bisa Dijual Juga Loh

"Baik Yosef, Danu ataupun Yoris memiliki tingkat kerawanan yang sangat riskan. Dan itu hanya tim penyidik yang bisa mengarah ke arah sana," tuturnya.

Pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang sepertinya sepakat, pengungkapan untuk menyeret tersangka atau eksekutor segera diumumkan polisi.

Karena makin lama kasus pembunuh ibu dan anak di Subang dibiarkan terus berlanjut, dengan sendirinya opini publik terus terpecah dan bercabang, sehingga terbentuk kelompok yang berbeda.

Yang lebih dikhawatirkan, tuturnya, berdampak pada penilaian kinerja kepolisian yang dianggap lambat.

"Untuk itu pihak kepolisian segera menyeret nama pelaku atau eksekutor perampas nyawa Tuti dan Amel, untuk diumumkan ke publik," tandasnya. ***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler