Terungkap Motif Tiga Oknum TNI AD dalam Kasus Tabrakan Nagreg, Ini Alasan Korban Dibuang ke Sungai

7 Januari 2022, 19:10 WIB
Ilustrasi rekonstruksi tabrak lari oleh 3 oknum anggota TNI yang menewaskan dua sejoli Handi dan Salsabila di Nagreg, Bandung, Jawa Barat /Pixabay/

DESKJABAR – Kecelakaan tabrakan di Nagreg yang menewaskan Handi (16) dan Salsabila (14) pada 8 Desember 2021 yang lalu sempat menjadi misteri.

Pasalnya, saat kejadian kedua korban tabrakan Nagreg Hardi dan Salsabila langsung dibawa oleh tersangka untuk dilakukan penanganan medis. Namun, setelah beberapa hari ada kabar pencarian orang.

Orang tua dari korban tabrakan Nagreg mencari-cari ke beberapa Rumah Sakit tapi tidak ditemukan pasien atas nama Hardi dan Salsabila seperti yang dimaksud.

Usut punya usut ternyata ada maksud lain dari si tersangka terhadap korban tabrakan Nagreg Herdi dan Salsabila.

Baca Juga: Pro Kontra Boneka Arwah, NU : Mengundang Kemusyrikan, Psikolog Ribu Badai : Bermanfaat Ekonomi

Hingga saat ini pengungkapan kasus tabrakan Nagreg sudah mendapatkan banyak fakta baru, mulai dari tiga orang yang dituduh sebagai pelaku hingga motif dibalik yang mereka lakukan hingga berujung kepada kasus pidana.

Kasus tabrakan Nagreg tersebut telah dilimpahkan dari penyidik Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad) kepada Oditur Militer Tinggi (Otmilti) II Jakarta pada Kamis, 6 Januari 2022 kemarin.

Saat ini kasus tabrakan Nagreg sedang dalam proses pendalaman. Seperti yang diketahui, ketiga tersangka yang terdiri dari tiga oknum TNI AD tersebut telah membuang korban ke sungai di Cilacap.

Adalah Kolonel Infanteri Priyanto (Korem Gorontalo, Kodam Merdeka), Kopral Dua Dwi Andoko (Kodim Gunung Kidul, Kodam Diponegoro) dan Kopral Dua Ahmad Soleh (Kodim Demak, Kodam Diponegoro) ditetapkan sebagai tersangka.

Ketiganya diduga telah membunuh salah satu korban yang saat kejadian tabrakan berdasarkan hasil otopsi masih dalam keadaan hidup.

Baca Juga: MANUVER YORIS di Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Mengapa Baru Sekarang, Ada Apa?

Dalam pendalaman kasus, Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo mengungkapkan mengenai motif ketiga oknum TNI AD tersebut karena hendak menghilangkan bukti dan lepas dari tanggung jawab.

"Dari hasil pemeriksaan, maka secara umum dapat dilihat bahwa apa yang dilakukan oleh mereka, apa yang menjadi motif yaitu upaya dari mereka melepas tanggung jawab," kata Chandra, Kamis 6 Januari 2022.

"Ataupun melakukan tindakan yang menghilangkan bukti-bukti yang menghubungkan mereka dengan awalnya, adalah kecelakaan lalu lintas,” lanjut Chandra.

Sementara itu pakar Psikologi Kriminal, Prof. Adrianus Meliala mensinyalir ada 2 hal yang bisa menjadi motif dari peristiwa tabrakan Nagreg yang berujung dibuangnya korban ke sungai.

Adrianus mengatakan, yang dilakukan oleh Kolonel Priyanto hingga gelap mata tersebut, karena ingin melindungi karir dan upaya untuk menunjukkan powernya atas bawahannya.

“Untuk kasus ini, sepenuhnya masalah psikologis ya. Bukan dalam arti gangguan jiwa, tapi pada keadaan emosi yang membuat seseorang melakukan tindak kriminal.

Baca Juga: KODE REDEEM FF TERBARU 2022, Kode Redeem FF 7 Januari 2022, Kode Redeem FF yang Belum Digunakan: HADIAH KEREN

Kalau dikatakan, dia kolonel dan harusnya dia tenang, ini malah kebalik. Karena apa? Karena dia ini kan kolonel yang memiliki karir cukup baik.

Yang artinya, tinggal nunggu waktu untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi atau dalam bahasa tentara dapat bintang atau pecah bintang,” kata Adrianus yang dihubungi DeskJabar, Selasa 4 Januari 2022.

“Kejadian tersebut dianggapnya sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses pecah bintangnya . Maka kemudian dia mengambil langkah pendek tersebut. Itu dugaan motif yang pertama.” ujar pria yang mendapat Master Psikologi Kriminal dari The Manchester Metropolitan University tersebut menjelaskan.

“Saat kejadian kan dia sedang bersama-sama dengan bawahannya yang bukan bawahan langsung karena beda satuan. Sudah bukan anak buahnya langsung, pangkatnya juga berbeda jauh dengan dia. Jadi dia merasa harus menunjukkan suatu ketegaran di depan anak buah. Itu memang jeleknya orang yang ingin terlihat hebat di mata anak buah dan memaksakan powernya kepada anak buah,” ujarnya lagi.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler