DESKJABAR - Hari ini kasus Subang tepat berusia 4 bulan, akankah kasus pembunuhan Subang berakhir pada 18 Desember 2021 atau masih bakal terus menjadi misteri hingga entah kapan kasus pembunuhan Subang yang menewaskan ibu dan anak Tuti Suhartini dan Amel akan berakhir.
Sejak kasus pembunuhan di Subang ini terjadi pada 18 Agustus 2021, sempat ditemukan dua jejak kaki berbeda di tempat kejadian perkara (TKP). Apakah dua jejak ini milik pelaku pembunuhan atau milik siapa?
Namun dua jejak kaki yang berbeda ini entah ditindak lanjuti sebagai bukti penemuan di TKP atau lenyap begitu saja.
Mengenai penemuan dua jejak kaki yang berbeda ini, menarik perhatian Anjas yang merupakan seorang dosen di Thailand.
Anjas menilai ada banyak kemungkinan soal dua jejak kaki berbeda yang ditemukan di TKP kasus Subang tersebut.
Penyataan Anjas soal diua jejak kaki yang berbeda ini disampaikan dalam analisa terbaru di kanal Youtube Anjas di Thailand yang tayang Jumat 17 Desember 2021.
Ditayangan tersebut, Anjas mengemukakan bahwa sejak awal kasus pembunuhan Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021 dinihari, sempat muncul keterangan soal ditemukan dua jejak kaki berbeda yang ditemukan tim penyidik di TKP.
Namun setelah menganalisa jejak digital media, hingga saat ini tidak ada yang membahas soal dua jejak kaki yang berbeda tersebut atau ada orang yang mengklaim itu jejak kaki milik siapa.
Padahal, untuk temuan lain seperti puntung rokok, puluhan DNA serta sidik jari yang ditemukan di TKP kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, sudah banyak dibahas.
Baca Juga: SELAMAT ULANG TAHUN AMEL, Semoga Tersangka Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Cepat Terkuak
Namun tetap temuan ini tidak lantas membuat polisi mengumumkan siapa pelaku pelaku pembunuhan Subang.
Menurut Anjas ada beberapa kemungkinan soal dua jejak kaki yang berbeda ini. Yang pertama jika dikaitkan dengan pernyataan polisi bahwa pelaku adalah orang dekat dengan korban karena tidak ditemukan kerusakan di pintu masuk di rumah TKP, maka salah satu jejak kaki itu bisa jadi milik orang ini.
Yang dimaksud dengan orang dekat ini, adalah orang yang di sekitar keluarga dekat korban Tuti Suhartini dan Amel, atau orang yang dikenal korban, bisa juga orang bagian dari Yayasan Bina Prestasi Nasional, karena TKP kasus Subang tersebut juga dijadikan kantor yayasan.
Saat Kapolres Subang AKBP Sumarni mengatakan soal penemuan dua jejak kaki yang berbeda di TKP kasus pembunuhan Subang ini, pasti kalau jejak kaki itu terindikasi dengan sesuatu hal yang bisa mengarahkan atau jadi petunjuk dalam pengungkapan kasus Subang ini.
Kemungkinan kedua soal dua jejak kaki berbeda menurut Anjas yaitu diduga dua jejak kaki berbeda itu ditemukan di tempat dimana eksekusi pembunuhan Subang itu dilakukan misal di kamar ibu Tuti Suhartini atau Amel.
Kemungkinan lain bahwa dua jejak kaki yang ditemukan di TKP kasus pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, bukan milik dari 55 saksi yang telah diperiksa terkait kasus Subang tersebut sehingga tim penyidik kesulitan untuk mengungkapnya.
Demikian pula soal DNA, menurut penuturan Kompolnas, ada lebih dari 55 DNA ditemukan di TKP dan tidak semua berhasil diidentifikasi, bisa saja ada DNA yang pemiliknya tidak ada di antara 55 saksi yang telah diperiksa.
Sementara itu ahli forensik yang juga seorang polwan dr Sumy Hastry mengatakan berdasarkan pengalaman yang dimilikinya, kasus pembunuhan Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu atau Amel Subang ini, pelaku pembunuhan disebut lebih dari satu orang dan berencana
“Kalau lihat jenasah 2 atau 3, saya sering hadapi kasus, biasanya pelakunya lebih dari satu, bisa ya korban melakukan perlawanan,” kata dr Sumy Hastry.
Berdasar pengalaman pula, dr Sumy Hastry menuturkan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang ini merupakan kasus pembunuhan berencana.
“Biasanya kalau pembunuhan berencana dilakukan oleh lebih dari satu orang,” ujar Sumy.
dr Sumy Hastry juga menuturkan bisa saja sebenarnya target operasi pembunuh ibu dan anak di Subang ini sebenarnya salah satu dari 2 korban yakni Tuti Suhartini atau Amalia Mustika Ratu alias Amel Subang, yang lainnya dieksekusi untuk menghilangkan jejak.
"Mungkin dari dua jenasah hanya satu yang jadi target, tapi yang satu kenapa ikut meninggal padahal bukan target operasi, mungkin pelaku ingin menghilangkan jejak sehingga sekaligus mengeksekusinya,” ujarnya.
Hal itu dikemukakan dr. Sumy Hastry dalam kanal Youtube Denny Darko, yang tayang pada Sabtu 27, November 2021.