Ridwan Kamil, Wakil Jawa Barat di Pilpres 2024 : Ini Hasil Survei Publik dan Analisa Pengamat

4 November 2021, 08:15 WIB
Ridwan Kamil. /Antara / HO-Humas Pemprov Jabar/

DESKJABAR- Nama Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat selalu muncul dalam bursa calon Presiden atau wakil Presiden di gelaran pemilihan presiden (Pilpres) Pilpres 2024 mendatang. Kadar popularitas dan elektabilitas Ridwan Kamil hampir selalu masuk dalam survei sebagai peringkat lima besar.

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Empat nama ini selalu mengungguli kandidat lain seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Pejabat publik (menteri) seperti Menparekraf Sandiaga Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian yang sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Mensos Tri Rismaharani, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudoyono (AHY) hingga Ketua DPR RI Puan Maharani.

Baca Juga: Sundubu Jjigae, Sup Tahu Pedas ala Korea, Pas Disantap Saat Musim Hujan, Ini Cara Buatnya..

Eko Sri Raharjo, Peneliti Politik dan Kebijakan Publik Mandala Research Institute menyebutkan, misalnya saja dari hasil survei publik yang dikeluarkan oleh lembaga survei Poltracking Indonesia, yang dirilis pada 25 Oktober lalu.

Dalam simulasi wawancara terhadap 1.200 responden terkait elektabilitas sosok calon kandidat presiden di pilpres 2024 muncul hasil elektabilitas Ridwan Kamil sebesar 4,1 persen di bawah Ganjar Pranowo (22,9 persen), Prabowo Subianto (20 persen) dan Anies Baswedan (13,5 persen).

Sementara survei eksperimental yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 15-21 September 2021 menyebutkan adanya tingkat popularitas atau kedikenalan (popularity) Ridwan Kamil yang mencapai 66 persen dan tingkat kedisukaan (likeability) sebesar 82 persen.

Menurut Kandidat Doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia Eko Sri Rahajo, memang semuanya masih sebatas angka atau statistik. Namun dari sisi tabungan sosial dan politik, sebagai kepala daerah dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia dibanding provinsi lainnya - termasuk bonus demografi sumber daya manusia produktif tertinggi - sangat berpotensi untuk menaikkan daya saing (competitiveness) seorang Ridwan Kamil.

Apalagi ketika hingga saat ini, Ridwan Kamil identik dengan satu-satunya kandidat yang merepresentasikan Jawa Barat. Ditambah lagi dengan konstelasi politik di mana aktivitas dan figur Ridwan Kamil relatif sepi dari “dinamika politik”.

Baca Juga: Jadwal Badminton Hylo Open 2021: Hari ini 4 November Pastikan 14 Tim Indonesia Melaju ke Babak Selanjutnya

Menurut Eko Sri Raharjo, bahkan sebagian besar diisi oleh publikasi atau ekspose dari media yang cenderung positif sehingga berpotensi besar menaikkan kadar likeability atau afeksi publik terhadap dirinya.

Karena dalam politik kontemporer, imaji yang positif cenderung beriringan atau ekuivalen dengan elektabilitas. Sehingga bisa saja ada sosok yang popularitasnya tinggi, namun karena tidak disukai menjadi faktor ketidakterpilihannya.

Oleh karenanya, jika dalam beberapa waktu menjelang pilpres 2024 ada rangkaian hasil kerja pembangunan dan pelayanan publik di Jawa Barat yang cukup signifikan terus digenjot oleh Kang Emil, panggilan akrabnya, maka keniscayaan tingkat keterpilihan dan penerimaan akan terus meningkat.

Eko Sri Raharjo menyebutkan teringat pada momen beberapa pekan setelah terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat pada Pilgub 2018 silam, ketika wacana Ridwan Kamil yang akan “menyulap” sungai Kalimalang di wilayah Bekasi menjadi seperti Sungai Cheyonggyecheon di Seoul, Korea Selatan, terekspose luas di publik nasional.

Rencana untuk mempercantik dan merevitalisasi Kalimalang dengan konsep menata ulang tata ruang sepanjang sungai dan mengembalikan ruang terbuka hijau (RTH) sepanjang bantaran Kalimalang itu dipaparkannya di akun media sosial pribadinya dan menjadi viral.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU: Mungkinkah Danu Jadi Tersangka? Penjelasan Roy Suryo Sangat Menohok

Salah satu contoh kecil contoh pemberitaan positif yang cukup strategis dan masif, sehingga namanya kian dikenal oleh publik di seluruh Indonesia yang sedang mengalami euforia penggunaan media sosial.

Pada era disrupsi media digital saat ini, nama Ridwan Kamil pun boleh dibilang kian tenar di kalangan milenial yang sangat padat aktivitasnya di dunia media sosial.

Bagitu juga dengan sejumlah pemberitaan terkait upaya Ridwan Kamil dan jajarannya beranjangsana ke sejumlah negara untuk menarik investor-investor asing untuk memutar modalnya di wilayah Jawa Barat.

Misalnya saja menggelar pertemuan dengan beberapa mitra kerja di Amsterdam, Belanda untuk bekerja sama dalam penanaman investasi di kawasan industri baru Rebana sebagai sebuah zona terintegrasi atau saling terkoneksi untuk tempat tinggal, wisata, bisnis dan industri dengan potensi pembukaan 3-5 juta lapangan kerja baru.

Bahkan menurut Eko Sri Raharjo, dalam masa pandemi Covid-19, Provinsi Jawa Barat masih menjadi destinasi investasi terbaik di Indonesia, sebagaimana tercatat pada semester 1 2021, di mana Jawa Barat memuncaki realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia dengan nilai sebesar Rp 72,5 triliun.

Baca Juga: Selebgram Rachel Vennya Jadi Tersangka Kasus Kabur dari Karantina di Wisma Atlet, Juga Pacar dan Manajernya

Begitu juga dengan keunggulan keberadaan 700 universitas serta responsivitas layanan investasi digital yang pernah dilontarkannya sebagai penunjang kelebihan lain Jawa Barat.

Realitas politik yang harus menjadi catatan adalah meskipun Jawa Barat memiliki “seabrek” kelebihan sebagai modal politik Ridwan Kamil, namun suara pemilih di Jawa Barat belum sepenuhnya milik Kang Emil.

Polaritas sosial politik yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa publik Jawa Barat masih terbelah dalam referensi politik figur yang berbeda.

Taruhlah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, boleh dibilang memiliki basis jaringan massa yang kuat juga di Jawa Barat. Ini artinya, daftar pemilik suara Jawa Barat yang mencapai sekitar 32,6 juta orang pada Pemilu 2019, belum aman di genggaman Kang Emil.

Perlu faktor-faktor lain untuk merawat dan merengkuh DPT terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia itu, melalui posisinya sebagai kepala daerah Jawa Barat.

Formulasi untuk merawat dan melejitkan tingkat keterkenalan atau pengetahuan publik serta afeksi terhadap figur dan kinerja serta kepemimpinannya memang masih terbuka lebar.

Masih ada sekitar 3 tahun lagi untuk merealisasikan setiap konsep dan program pembangunan serta pelayanan publik yang sudah disusunnya sehingga secara tidak langsung akan memoles citranya sebagai seorang pemimpin yang kompeten, kreatif dan inovatif, sekaligus disukai publik Jawa Barat, bahkan nasional, sehingga rekam jejak kepemimpinannya akan terekam di benak publik luas Indonesia.

Karena menurut Eko Sri Raharjo, memang tidak bisa dipungkiri, panggung kerja dan prestasi sebagai kepala daerah termasuk etalase sekaligus modal yang paling mudah untuk dirawat, demi menjaga stabilitas popularitas dan elektabilitas serta akseptabilitasnya, jika memang Kang Emil berencana melenggang dan bertarung dalam kontestasi politik 2024, tentunya sebagai simbolisasi dan representasi Jawa Barat.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler