Pemkot Bandung Menyandang Predikat 50 Kota Pintar di Dunia, Tapi Fasilitas Penunjangnya Malah Terbengkalai

3 April 2021, 16:55 WIB
Kota Bandung Menyandang Predikat 50 Kota Pintar di Dunia, Tapi Fasilitas Penunjangnya Malah Terbengkalai /Portal Bandung Timur/heriyanto

DESKJABAR- Pemkot Bandung masuk dalam jajaran 50 kota pintar di dunia. Menyandang sebagai kota pintar dunia akhir akhir ini malah tidak dibarengi dengan fasilitas pendukung dari konsep smart city.

Beberapa diantaranya sejak pemerintahan yang dipimpin Walikota Oded M Daniel beberapa fasilitas penunjang smart city terbengkalai. Seperti fasilitas wifi di pusat taman tematik Kota Bandung.

Memang program warisan Ridwan Kamil saat menjadi Wali Kota Bandung 2013-2018. Setelah itu, masuk pada kepemimpinan Oded M Danial fasilitas ini justru tidak dikembangkan secara maksimal.

Baca Juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Resmi Jadi Suami Istri: Jokowi dan Prabowo Kompak Ucapkan SAH!

Baca Juga: Inilah Biodata Atta Halilintar Lengkap dan Biodata Aurel Hermansyah, Nikah Hari Ini Sabtu 3 April 2021

Seperti terlihat beberapa taman tematik salah satunya fasilitas wifi ini di Taman Vanda, Jalan Merdeka. Taman yang jaraknya dekat dengan Kantor Wali Kota Bandung ini justru tidak ditemukan lagi signal wifi.

Padahal, pada masa Ridwan Kamil, signal wifi hidup dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.

Millenial Kota Bandung, Deni (23) juga merasakan bahwa fasilitas wifi di taman tematik Kota Bandung saat ini kurang optimal. Menurutnya, Taman Vanda dulu wifi terpasang dan bisa diakses.

"Sikarang tidak ada lagi wifinya, dulu kan ini juga banyak dimanfaatkan anak mida Bandung, taman hidup lah karena ya wifi gratis," ujar Deni saat ditemui di lokasi, Sabtu 3 April 2021.

Selain itu, kondisi Taman Vanda juga terlihat seperti kurang perawatan. Beberapa vandalisme menghiasi sebagian tembok di sekitar taman. Kemudian, sebagai konblok taman juga terlihat sudah hancur.

Baca Juga: RCTI Live Streaming Atta Aurel: Presiden Jokowi dan Prabowo Hadir Di Pernikahan Atta Aurel

Baca Juga: Sinopsis Hercai Season 3 Jumat 2 April 2021: Tahu Ibunya yang Menusuk Azize, Azra Sangat Kecewa

"Ini (konblok) hancur sudah lama, harusnya di rawat biar kelihatan kayak dulu, tempat air mancur juga ada yang kelihatan kayak rusak," katanya.

Meski keadaan di lapangan terlihat demikian, Eden Strategy Institute menyatakan bahwa Kota Bandung layak masuk dalam top 50 Smart City Government. Bandung masuk peringkat 28. Diapit oleh Kota Oslo Swedia (peringkat 27) dan Kota Hangzhou Cina (peringkat 29).

Dalam keterangannya, top 50 Smart City Government diberikan pada kota yang tidak hanya maju dalam hal teknologi yang diadopsi di seluruh daerah, tetapi juga dalam upaya pemerintahnya untuk membawa penduduk kota dalam perjalanan digitalisasinya.

Kemudian, Kota Bandung juga dianggap mengungguli sejumlah kota besar dunia seperti Adelaide Australia (peringkat 31), Boston Amerika Serikat (peringkat 32), Dubai Uni Emirat Arab (peringkat 34), Frankfurt Jerman (peringkat 38) dan bahkan Los Angeles Amerika Serikat (peringkat 40).

Baca Juga: Pemprov Jabar Diganjar Dua Penghargaan MURI, Ridwan Kamil: Ini Buah Kerja Keras

"Kami juga ingin mendorong kota-kota lainnya di dunia di berbagai kawasan agar secepatnya meluncurkan inisiatif kota pintar yang unik dan kreatif, meskipun mereka tidak termasuk dalam Top 50," ujar Managing Partner di Eden Strategy Institute, Calvin Chu Yee Ming dalam rilis, 31 Maret 2021.

Meski begitu, Pemerintah Kota Bandung akan menyediakan sarana wifi gratis di 500 titik. pemasangan wifi ini diketahui menggunakan dana yang bersumber darinAnggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sekitar Rp12 milliar.

Kepala Diskominfo Kota Bandung, Yayan Ahmad Briliana mengatakan, fasilitas internet disediakan untuk membantu Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan mendukung smart city. Kemudian, masyarakat mulai bisa mengakses layanan ini pada 7 April 2021.

Selain itu, pemasangan wifi dilakukan di sejumlah wilayah yang padat dengan penduduk. Menurut Yayan, hal ini guna memberikan manfaat untuk masyarakat yang tengah memiliki kebutuhan khsus akan internet.

"Kami memilih non komplek dan padat penduduk. Karena kalau komplek pastinya sudah memasang wifi sendiri," ungkapa.

Program ini semoga saja akan berumur panjang, tidak seperti program yang sebelumnya sudah diterapkan namun tidak beroperasi tidak maksimal.***

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler