Keutamaan Puasa Arafah di Bulan Dzulhijjah, Lengkap dengan Niat Berpuasa Menjelang Idul Adha

- 4 Juli 2022, 14:14 WIB
Di bulan Dzulhijjah disunnahkan umat Islam untuk berpuasa menjelang Idul Adha, terutata puasa Arafah.
Di bulan Dzulhijjah disunnahkan umat Islam untuk berpuasa menjelang Idul Adha, terutata puasa Arafah. /Pixabay/ Konevi/

DESKJABAR - Di bulan Dzulhijjah ini atau menjelang Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa.

Berdasarkan data yang dikumpulkan DeskJabar, disarankan umat Islam melakukan puasa mulai tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah. Namun ada juga yang melaksanakan puasa di tanggal 9 Dzulhijjah saja yang disebut puasa Arafah.

Beberapa keutamaan puasa di bulan Dzulhijjrah dijelaskan HR Tirmizi yang artinya:

“Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, ‘Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah."

Selanjutnya disebutkan dalam hadits tersebut bahwa satu hari berpuasa Dzulhijjah setara dengan setahun berpuasa, dan satu malam sholat malam sama dengan sholat pada malam lailatul qadar."

Baca Juga: Kapan Liga 1 2022-2023 Dimulai? Inilah Bocoran dari Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan

Berdasarkan laman percikaniman.org Humas Percikan Iman menuliskan puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah.

Hari Arafah ini bersamaan dengan pada jamaah haji melaksakan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah.

Puasa Arafah ini mengandung keutamaan, sehingga seorang muslim hendaknya tidak meninggalkannya.

Sedangkan riwayat Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha 2022: Beberapa Ibadah Terjadi di Bulan Dzulhijjah sebagai Kekhasan

Betapa indahnya pahala yang dijanjikan kepada yang melakukan puasa Arafah.

Lalu apakah hukum melaksanakan puasa Arafah?

Imam Nawawi dalam Al Majmu’ (6: 428) mengatakan, “Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah."

Akan tetapi untuk yang sedang berhaji dan berada di Arafah, menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah adalah disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa karena adanya hadits dari Ummul Fadhl.

Baca Juga: 5 Wisata Bandung GRATIS Tiket Masuk, Pas untuk Liburan Sekolah, Nomor 2 Instagramable seperti Thailand

Sedangkan Ibnu Muflih dalam Al Furu’(3: 108) mengatakan, “Disunnahkan melaksanakan puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah, teritama lagi puasa pada hari kesembilan, yaitu hari Arafah. Demikian disepakati oleh para ulama.”

Pada hadits lain, yaitu HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123, disebutkan, “Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.”

Ada juga ulama yang mengatakan tentang pengampunan dosa sebagai "pahala" puasa Arafah.

Namun terkait hal ini para ulama berselisih pendapat.

Sebagian mengatakan, yang dimaksud adalah dosa kecil.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, semoga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, semoga ditinggikan derajat.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 51) Sedangkan jika melihat dari penjelasan Ibnu Taimiyah rahimahullah, bukan hanya dosa kecil yang diampuni, dosa besar bisa terampuni karena hadits di atas sifatnya umum. (Majmu’ Al Fatawa, 7: 498-500).

Sedangkan niat puasa Arafah adalah:

"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Arafah lillâhi ta'âlâ."

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah swt.”***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai sumber percikaniman.org


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x