Diketahui, tingkat vaksinasi China sebenarnya tinggi, berkisar sekitar 90%.
Hanya masalahnya, vaksin virus yang diproduksi di dalam negeri dianggap lebih lemah daripada vaksin mRNA seperti yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna yang digunakan di luar negeri, serta di wilayah China di Hong Kong dan Makau.
Selain itu, tingkat vaksinasi di antara orang tua juga jauh lebih rendah daripada populasi pada umumnya, dengan hanya sekitar setengah dari mereka yang berusia di atas 80 tahun yang divaksinasi lengkap.
Diduga, karena itulah mengapa wabah Covid-19 dengan varian terbarunya, terus menggila di Shanghai.
Sementara itu dilaporkan juga, keluhan terus muncul di Shanghai atas kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan sehari-hari, dan kekurangan pekerja medis, sukarelawan, dan tempat tidur di bangsal isolasi tempat puluhan ribu orang ditahan untuk observasi.
Publik juga marah, terutama setelah muncul laporan dan klip video yang diposting di internet yang mendokumentasikan kematian seorang perawat yang ditolak masuk ke rumah sakitnya sendiri di bawah pembatasan COVID-19, dan anak-anak bayi yang dipisahkan dari orang tua mereka.
Banyak yang meminta penguncian tidak terlalu ketat dan ada tolerasi agar kekhawatiran public menurun. Tetapi pemerintah China mengatakan bahwa pihaknya tetap berpegang pada pendekatan garis keras “tanpa toleransi” yang mengamanatkan penguncian, pengujian massal dan isolasi wajib dari semua kasus yang dicurigai dan kontak dekat. ***