Sejak itu Rusia memerintah Krimea sebagia dua sobyek federal Republik Krimea dan kota federa Sevastopol.
Saat itu Presiden Viktor Yanukovych hendak menandatangi asosiasi perjanjian dengan Uni Eropa tapi dibatalkan malah menandatangi dengan Moscow, dan ini menjadikan aksi protes hingga digulingkan dari jabatan presiden.
Lalu presiden Ukraina berganti ke Petro Poroshenko dan menandatangi perjanjian dengan Uni Eropa. Dari situlah hubungan Rusia dan Ukraina memanas hingga terjadi perang hari ini.
Sebenarnya pada tahun 2015 ada perjanjian Minsk di Belarusia, isinya menyusun tata cara pemilu di wilayah pendudukan di Luhansk dan Donetsk.
Baca Juga: Jangan Minum Ini agar Cepat Sembuh Omicron, Berapa Hari Bisa Sembuh? Ini Kata Menkes RI
Lalu rencana mengintegrasikan dua wilayah ke Ukraina dan manajemen konflik aktual di wilayah pendudukan seperti gencatan senjata, penarikan senjata berat dll juga membahas politik termasuk status khusus kepada Luhansk dan Donetsk.
Perjanjian Minsk itu malah membuat salah faham, Ukraina menilai kedua wilayah Luhansk dan Donetsk menjadi kedaulatan Ukraina sementara Rusia menilai dengan perjanjian itu kedua wilayah itu memfasilitasi status khusus.
Memang daerah Donetsh dan Luhanks daerah yang berdekatan dengan Rusia, diklaim kedua wilayah itu masuk pada Ukraina namun Rusia mengklaim berbeda. Hingga akhirnya terjadi perang Rusia Ukraina.***