Konflik Rusia dan Ukraina Ditakuti Barat, Dianggap Bagian dari Rencana Moskow

- 24 Februari 2022, 16:03 WIB
Konflik Rusia Ukraina memanas. Rusia mulai menyerang sejumlah kota di Ukraina.
Konflik Rusia Ukraina memanas. Rusia mulai menyerang sejumlah kota di Ukraina. /Instagram/cancherossomos/

DESKJABAR - Konflik Rusia dan Ukraina yang melibatkan AS dan NATO makin panas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit.

Dekrit, yang memicu konflik ini, tak hanya mengakui dua wilayah yang hendak memisahkan diri dari Ukraina sebagai negara, Putin juga memerintahkan angkatan bersenjata Rusia masuk ke wilayah-wilayah tersebut.

Dalam konflik ini, Rusia membantah akan menyerang. Negeri itu berdalih mengirimkan pasukan sebagai timbal balik ke dua wilayah untuk "menjaga perdamaian".

Baca Juga: Konflik Rusia Ukraina Memanas, Rusia Lumpuhkan Pangkalan Udara Ukraina, Ukraina Tembak Jatuh 5 Pesawat Rusia

Sebelum konflik semakin memanas, Presiden Ukraina, Zelensky pernah berpidato kepada rakyatnya, menjelaskan antara lain:

- Pemerintahannya memahami semua resikonya. Pemerintahannya terus memantau situasi, sedang mempertimbangkan skenario yang berbeda, dan menyiapkan tanggapan yang bermanfaat untuk semua kemungkinan tindakan agresif.

- Pemerintah jelas tahu di mana tentara asing berada di dekat perbatasan, jumlah mereka, lokasi mereka, peralatan mereka, dan rencana mereka.

- Hari ini (15 Februari 2022. Red) semua orang mengerti bahwa keamanan Eropa dan seluruh benua bergantung pada Ukraina, pada tentara Ukraina.

- Pemerintah ingin kedamaian. Baik Donbass dan Krimea harus kembali ke Ukraina secara eksklusif melalui saluran diplomatik.

- Pemerintah diberitahu bahwa 16 Februari 2022 akan menjadi hari penyerangan. Tetapi pemerintah akan menjadikannya Hari Persatuan. Pada hari ini kita akan menunjukkan persatuan kita kepada seluruh dunia.

Sementara itu, pemimpin wilayah Donetsk dan Luhansk dukungan Rusia yang memisahkan diri di Ukraina timur, yang disebut Republik Rakyat Donetsk, Sabtu 19 Februari 2022 memberlakukan dekrit mobilisasi umum mengantisipasi kekhawatiran perang di negara bekas Soviet itu.

Baca Juga: Dua Wilayah Ini Penyebab Konflik RUSIA UKRAINA 2022, Saling Mengklaim Hingga Terjadi Perang Rusia vs Ukraina

Pemimpin separatis lainnya di Luhansk, Leonid Pasechnik, menandatangani dekrit serupa untuk Republik Rakyat Luhansk tak lama setelah itu.

“Saya mengimbau kepada rekan-rekan warga yang berstatus cadangan (militer) untuk datang ke kantor wajib militer. Hari ini saya menandatangani dekrit tentang mobilisasi umum,” kata Denis Pushilin, pemimpin separatis di Donetsk, setelah pemantau memperingatkan peningkatan besar dalam pertempuran di Ukraina timur.

Separatis yang didukung Rusia sebelumnya mengungsikan warga sipil menggunakan bus dari daerah yang memisahkan diri di Ukraina timur pada Jumat 18 Februari 2022 menuju Rusia.

Manuver tersebut mengejutkan banyak pihak dalam konflik yang ditakuti Barat, dan dianggap bagian dari rencana Moskow untuk membuat dalih demi menyerang tetangganya.

Sirine peringatan meraung di Donetsk setelah itu. "Republik Rakyat" yang memproklamirkan diri lainnya, Luhansk, mengumumkan evakuasi ratusan ribu orang ke Rusia: perempuan, anak-anak dan orang tua menjadi prioritas utama mereka yang diungsikan.

Tanpa memberikan bukti, Pushilin menuduh Ukraina bersiap untuk segera menyerang kedua wilayah. Namun, Kyiv menyangkal tuduhan tersebut.

Baca Juga: Sekjen PBB berjanji Temukan Solusi Damai Bagi Krisis Ukraina

Baca Juga: Inilah Doa Pendek Saat Menikmati Sujud, Syekh Ali Jaber: Posisi Terdekat dengan Allah SWT

"Tidak ada perintah untuk membebaskan wilayah kami dengan paksa," kata pejabat tinggi keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov

Beberapa jam setelah pengumuman evakuasi, sebuah jip meledak di luar gedung pemerintah pemberontak di kota Donetsk, ibu kota wilayah dengan nama yang sama.

Media Rusia mengatakan kendaraan tersebut milik seorang pejabat Republik Rakyat Donetsk yang memberontak dari Ukraina.

Sebagian besar dari beberapa juta warga sipil di dua daerah yang dikuasai pemberontak adalah penutur bahasa Rusia, dan banyak yang sudah diberikan kewarganegaraan Rusia oleh Moskow.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Dev.06 Telegram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah