WASPADA Kiamat Internet Bisa Berlangsung Berbulan Bulan, Badai Matahari Terakhir Terjadi 1921

- 14 September 2021, 15:33 WIB
badai matahari
badai matahari /NASA/Goddart/

 

DESKJABAR – Penelitian melaporkan bahwa saat ini periode aktivitas matahari berada pada posisi yang lemah dan diperkirakan akan menjadi lebih aktif dalam waktu dekat yang bisa menimbulkan badai matahari.

Badai matahari ini akan berdampak dengan peristiwa kiamat internet yakni terhentinya koneksi internet tidak hanya berjam jam tapi bisa sampai berbulan bulan. Peristiwa badai matahari terhebat terakhir terjadi pada 1921.

Dalam kondisi dunia sudah memasuki teknologi internet yang begitu pesat di berbagai bidang kehidupan, maka kiamat internet akibat badai matahari akan sangat terasa menganggu.

Baca Juga: Ingin Merasakan Sensasi Free Fire Max di HP Meski Belum Dirilis, Inilah Cara Download Free Fire Max 9.0 Apk

Laporan itu terungkap hasil studi yang dipresentasikan oleh Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, Irvine, yang disebut 'Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse' pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021 pada hari Kamis 9 September 2021.

Dalam laporannya, badai matahari adalah sebuah peristiwa yang terjadi hanya sekali setiap abad, dan dapat menuju ke arah kita. Dampak terjadinya badai matahari ekstrem bisa memunculkan kiamat internet, karena dapat mengganggu jaringan listrik dan mengakibatkan pemadaman internet untuk waktu yang lama.

Tidak hanya itu, dampak badai matahari yang diantisipasi juga dapat mengakibatkan rusaknya rantai pasokan global, transportasi dan akses GPS, selain koneksi internet.

Baca Juga: Tukarkan Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini Yang Belum Diketahui, Klaim SG Ungu, MP40 Cobra dan Ribuan Diamond

Matahari memancarkan partikel elektromagnetik ke arah Bumi, yang menyimpang ke arah kutub planet karena perisai magnetnya. Partikel EM yang dipancarkan oleh matahari ini disebut sebagai angin matahari yang berubah menjadi badai matahari super sekali dalam 100 tahun.

Skenario Kiamat Internet

Sebuah studi yang dipresentasikan oleh Sangeetha Abdu Jyothi dari University of California, Irvine, yang disebut 'Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse' pada konferensi komunikasi data SIGCOMM 2021 pada hari Kamis, menyatakan pemeriksaan badai matahari yang bergerak cepat dan efeknya, yang dapat mengakibatkan pemadaman internet global atau kiamat internet.

Abdu Jyothi menggarisbawahi dalam laporan penelitiannya bahwa kemajuan teknologi modern bertepatan dengan periode aktivitas matahari yang lemah dan Matahari diperkirakan akan menjadi lebih aktif dalam waktu dekat.

Baca Juga: Musim Penghujan Tiba, Berikut Ini Doa Turun Hujan Lengkap dengan Artinya

Skenarionya, jika terjadi badai matahari dapat mengakibatkan pemadaman internet selama berjam-jam atau berhari-hari, atau bahkan berminggu-minggu dan berbulan-bulan.

Para ilmuwan percaya bahwa kemungkinan cuaca luar angkasa yang ekstrem berdampak langsung ke Bumi adalah antara 1,6 hingga 12% dalam dekade berikutnya.

Namun, ada sisi positif dari skenario ini juga. Laporan Jyothi menyatakan bahwa serat optik relatif kebal terhadap gangguan arus yang diinduksi secara geomagnetik, yang tidak berlaku untuk kabel bawah laut yang panjang.

Kebetulan kabel bawah laut menghubungkan benua, yang artinya jika terjadi badai matahari, bisa mengenai kabel bawah laut yang panjang dan bisa memutus konektivitas antar negara, dalam skala besar.

Di sisi lain, karena serat optik digunakan dalam infrastruktur internet regional dan di-ground-kan pada jarak pendek, kemungkinan infrastruktur lokal tetap utuh meskipun ada badai matahari.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Chord Gitar Deddy Corbuzier I Love You So Much dari Aldi Taher, Musiknya Asik dan Ikonik

Ketergantungan terhadap inernet

Mengingat betapa lemahnya dunia dalam mengimbangi pandemi Covid-19 karena ketidaksiapan, Jyothi mengungkapkan kekhawatirannya tentang ketergantungan dunia saat ini pada internet.

“Apa yang benar-benar membuat saya berpikir tentang ini adalah bahwa dengan pandemi kita melihat betapa tidak siapnya dunia ini,” tutur Jyothi.

“Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif, dan itu sama dengan ketahanan internet. Infrastruktur kami tidak siap untuk peristiwa matahari skala besar. Kami memiliki pemahaman yang sangat terbatas tentang tingkat kerusakan yang akan terjadi,” ujarnya menambahkan.

Abdu Jyothi menegaskan bahwa untuk badai matahari yang parah, Bumi secara kasar hanya memiliki waktu sekitar 13 jam untuk bersiap.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: trak.in


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah