Seorang Anggota Parlemen Myanmar Pendukung Suu Kyi Tewas Akibat Ledakan Bom Parcel

- 4 Mei 2021, 16:38 WIB
Rakyat melakukan unjuk rasa di Mandalay Myanmar pada 2 Mei 2021 untuk menentang junta militer
Rakyat melakukan unjuk rasa di Mandalay Myanmar pada 2 Mei 2021 untuk menentang junta militer /Myanmar Now/CJ/

DESKJABAR – Eskalasi kekerasan di Myanmar kian meningkat setelah terjadi ledakan bom parcel di Bago Barat, yang mengakibatkan lima orang tewas. Diantara korban yang tewas adalah seorang anggota parlemen dan tiga orang polisi.

Kelima korban tewas adalah mereka yang tergabung dalam pembangkangan sipil terhadap kekuasaan junta militer yang mengambil alih kekuasaan di Myanmar sejak Februari lalu.

Media lokal Myanmar Now melaporkan pada Selasa 4 Mei 2021 bahwa ledakan bom parcel terjadi pada Senin 3 Mei 2021 pada pukul 17.00 WIB. Menurut keterangan warga lokal, ledakan terjadi di rumah seorang anggota parlemen dari partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) pendukung Suu Kyi.

Baca Juga: Jejak Kehidupan Manusia Prasejarah, Ditemukan Tim Arkeolog di Kabupaten Tambrauw Papua Barat

Masyarakat setempat melaporkan, satu polisi lainnya yang terlibat dalam gerakan pembangkangan sipil juga terluka parah pasca lengannya terkena ledakan bom tersebut.

Rentetan ledakan bom terjadi sejak Minggu 2 Mei 2021, dimana telah terjadi tiga ledakan bom.

Perlawanan milisi

Pembangkanan sipil atas kekuasaan junta militer sejak Kudeta 1 Februari 2021 lalu, telah meningkat. Bahkan, sejumlah kelompok atau milisi etnis ikut bergabung di dalamnya untuk melawan junta militer.

Pada Senin 3 Mei 2021,Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok pemberontak etnis, mengklaim bahwa mereka telah menembak jatuh helikopter militer junta Myanmar saat pertempuran di wilayah perbatasan utara dan timur Myanmar meningkat.

Baca Juga: Hati-hati, Jawa Barat Kenaikan Kasus Covid-19 Cukup Signifikan Selama Empat Pekan Terakhir

Media lokal Myanmar juga melaporkan bahwa seorang administrator lokal yang ditunjuk junta, ditikam hingga tewas di kota utama Myanmar, Yangon.

Sementara itu, mengutip kanor berita Reuters, Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 766 warga sipil sejak kudeta. Junta membantah angka tersebut dan mengatakan bahwa setidaknya 24 anggota pasukan keamanan telah tewas selama protes.

Reuters tidak dapat memverifikasi korban karena pembatasan yang diberlakukan pada media oleh junta. Banyak jurnalis termasuk di antara ribuan orang yang ditahan.

Baca Juga: Lima Kasus Penyebaran Varian Baru Corona SARS-CoV-2 Bernama B117, Terdeteksi di Jawa Barat

Junta mengatakan mereka harus merebut kekuasaan karena keluhan kecurangan dalam pemilihan yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi November lalu tidak ditangani oleh komisi pemilihan yang menganggap pemilu itu adil.

Hingga berita ini diturunkan, polisi dan militer tidak menanggapi permintaan dari reporter internasional untuk berkomentar atas peristiwa rentetan ledakan bom tersebut. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: REUTERS Myanmar Now Chanel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah