Baca Juga: Hati-hati, Jawa Barat Kenaikan Kasus Covid-19 Cukup Signifikan Selama Empat Pekan Terakhir
Media lokal Myanmar juga melaporkan bahwa seorang administrator lokal yang ditunjuk junta, ditikam hingga tewas di kota utama Myanmar, Yangon.
Sementara itu, mengutip kanor berita Reuters, Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menewaskan sedikitnya 766 warga sipil sejak kudeta. Junta membantah angka tersebut dan mengatakan bahwa setidaknya 24 anggota pasukan keamanan telah tewas selama protes.
Reuters tidak dapat memverifikasi korban karena pembatasan yang diberlakukan pada media oleh junta. Banyak jurnalis termasuk di antara ribuan orang yang ditahan.
Baca Juga: Lima Kasus Penyebaran Varian Baru Corona SARS-CoV-2 Bernama B117, Terdeteksi di Jawa Barat
Junta mengatakan mereka harus merebut kekuasaan karena keluhan kecurangan dalam pemilihan yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi November lalu tidak ditangani oleh komisi pemilihan yang menganggap pemilu itu adil.
Hingga berita ini diturunkan, polisi dan militer tidak menanggapi permintaan dari reporter internasional untuk berkomentar atas peristiwa rentetan ledakan bom tersebut. ***