AS Usir 10 Diplomati Rusia Atas Tuduhan Peretasan dan Campur Tangan Dalam Pemilihan Presiden AS

- 16 April 2021, 05:31 WIB
AS usia 10 diplomatik Rusia
AS usia 10 diplomatik Rusia /Islam Times/

DESKJABAR – Amerika Serikat atau AS usir 10 diplomat Rusia serta sanksi kepada 32 warga negara Rusia lainnya, termasuk sejumlah perusahaan Rusia, atas tuduhan campur tangan dalam pemilihan presiden tahun lalu serta peretasan terhadap lembaga federal.

Pengusiran dan sanksi tersebut, diumumkan Gedung Putih pada Kamis 15 April 2021 waktu setempat.

Langkah-langkah tersebut, termasuk sanksi terhadap enam perusahaan Rusia yang mendukung aktivitas dunia maya negara itu, selain sanksi terhadap 32 individu dan entitas yang dituduh berusaha ikut campur dalam pemilihan presiden tahun lalu, termasuk dengan menyebarkan disinformasi.

Baca Juga: Anak Yatim, Lansia, dan Marbot Masjid, Dapat Bantuan Paket Ramadhan 2021 dari Baznas Kota Bandung

Sedangkan sepuluh diplomat yang diusir termasuk perwakilan dari dinas intelijen Rusia.

Pekan lalu pejabat pemerintahan Joe Biden juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi untuk membantu Donald Trump dalam upayanya yang gagal untuk terpilih kembali sebagai presiden, meskipun tidak ada bukti Rusia atau orang lain mengubah suara atau memanipulasi hasilnya.

Pengusiran dan sanksi, yang sudah diprediksi selama berminggu-minggu tersebut,merupakan tindakan pembalasan pertama yang diumumkan terhadap Kremlin atas peretasan, yang dikenal sebagai pelanggaran SolarWinds.

Baca Juga: Video Musik Antidote Kang Daniel Capai Rekor Tayangan Baru Hanya dalam 12 Jam Juga Puncaki Tangga Lagu Itunes

Dalam gangguan itu, peretas Rusia diyakini telah menginfeksi perangkat lunak yang digunakan secara luas dengan kode berbahaya, memungkinkan mereka untuk mengakses jaringan dari setidaknya sembilan lembaga yang diyakini pejabat AS sebagai operasi pengumpulan intelijen yang bertujuan untuk menggali rahasia pemerintah.

Gedung putih juga melaporkan bahwa Biden menggunakan saluran diplomatik, militer, dan intelijen, untuk menanggapi laporan bahwa Rusia mendorong Taliban untuk menyerang pasukan AS dan sekutu di Afghanistan.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Kaum Hawa, Bandung Hijab Festival Kembali Mengisi Bulan Suci Ramadhan 2021

Laporan dugaan "bounties" muncul tahun lalu, dengan pemerintahan Trump mendapat kecaman karena tidak mengangkat masalah ini secara langsung dengan Rusia.

Gedung Putih tidak secara terbuka mengkonfirmasi laporan tersebut. "Keselamatan dan kesejahteraan personel militer AS, serta sekutu dan mitra kami, adalah prioritas mutlak AS," kata Gedung Putih, Kamis 15 April 2021.

Hubungan kedua negara super power ini akhir-akhir ini memanas setelah AS menuduh Rusia terlibat dalam upaya memanipulasi Pemilihan Presiden AS 2020.

Hubungan memanas terus berlanjut saat Rusia menangkap aktivis Alexei Navalny. Biden juga paka pekan lalu mengkritik Rusia menyusul oenumpukan militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Al Arabiya US Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah