Saat ini, hampir 1,3 juta ton air yang terkontaminasi - cukup untuk mengisi sekitar 500 kolam renang ukuran olimpiade- disimpan dalam tangki besar di pabrik Fukushima Daiichi. Biaya pemeliharaan tahunannya sekitar 100 miliar yen atau Rp13 triliun dan ruang penyimpanannya pun hampir habis.
Keputusan itu diambil pemerintah Jepang sekitar tiga bulan sebelum Olimpiade yang ditunda yang akan diselenggarakan oleh Tokyo. Beberapa arena direncanakan hingga sedekat 60 km dari pabrik yang rusak.
Mantan Menteri Jepang Shinzo Abe pada 2013 meyakinkan Komite Olimpiade Internasional bahwa Fukushima "tidak akan pernah merusak Tokyo."
Tepco berencana menyaring air yang terkontaminasi untuk menghilangkan isotop. Nantinya, limbah hanya menyisakan tritium, isotop radioaktif hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Tepco akan mengencerkan air sampai tingkat tritium turun di bawah batas regulasi, sebelum memompanya ke laut.
Tritium dianggap relatif tidak berbahaya karena tidak mengeluarkan energi yang cukup untuk menembus kulit manusia. Pembangkit nuklir lain di seluruh dunia secara rutin memompa air dengan isotop kadar rendah ke laut.
Amerika Serikat mencatat bahwa Jepang telah bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional dalam menangani situs tersebut sejak krisis di tiga reaktor satu dekade lalu.
"Dalam situasi yang ini, Jepang telah mempertimbangkan opsi dan efeknya, transparan dengan keputusannya, dan telah mengadopsi pendekatan sesuai dengan standar keselamatan nuklir yang diterima secara global," kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan.
Baca Juga: Dynamite Lampaui Miliaran Views di YouTube, BTS Bersiap Streaming Konser BANG BANG CON 2021
Namun, negara tetangga seperti Korea Selatan menentang rencana tersebut. Korsel tetap khawatir dengan potensi tingkat tritium atau kontaminan lain yang membahayakan warganya serta lingkungannya.