DESKJABAR – Pasca Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada pemerintah China terkait pelanggaran hak asasi manusia terhadap kaum Muslim Uighur, pemerintah China membalasnya dengan melarang 10 politisi dan akademisi Uni Eropa untuk mengunjungi China, Hongkong, dan Makao.
Saling berbalas sanksi antara Pemerintah China dengan Uni Eropa terjadi dalam hari yang sama, setelah Uni Eropa menjatuhkan sanksi terkait pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uighur.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Senin 22 Maret 201 bahwa sanksi Uni Eropa sangat mencampuri urusan dalam negeri China dan secara mencolok melanggar hukum internasional.
Baca Juga: 137 Penduduk Tewas Setelah Kelompok Bersenjata Bersepeda Motor Menyerang 3 Desa di Niger
Menurut juru bicara tersebut, individu dan entitas yang akan diberi sanksi adalah Reinhard Butikofer, Michael Gahler, Raphael Glucksmann, Ilhan Kyuchyuk dan Miriam Lexmann dari Parlemen Uni Eropa, Sjoerd Wiemer Sjoerdsma dari Parlemen Belanda.
Lainnya adalah Samuel Cogolati dari Parlemen Federal Belgia, Dovile Sakaliene dari Seimas Republik Lithuania, sarjana Jerman Adrian Zenz, sarjana Swedia Bjorn Jerden, Komite Politik dan Keamanan Dewan Uni Eropa, Subkomite Hak Asasi Manusia Parlemen Eropa, Mercator Institute for China Studies di Jerman, dan Yayasan Aliansi Demokrasi di Denmark.
Orang-orang yang bersangkutan dan keluarganya dilarang memasuki daratan, Hong Kong dan Makau Cina, kata juru bicara itu, menambahkan bahwa mereka dan perusahaan serta lembaga yang terkait dengan mereka juga dilarang berbisnis dengan Cina.
Balasan China itu sesaat setelah Uni Eropa mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka menjatuhkan sanksi pada empat perwakilan partai regional China dan sebuah organisasi di provinsi Xinjiang di barat laut.