OMONG Kosong AS Terus Terjadi, Sukarelawan New York Marathon Dikeluarkan Gara-Gara Pro Palestina, MEMALUKAN!

9 November 2023, 08:10 WIB
Briana Navarro dikeluarkan sebagai sukarelawan di New York Marathon gara-gara menyuarakan dukungan Palestina. /Foto istimewa/Briana Navarro/

 

DESKJABAR – Amerika Serikat (AS) yang selama ini mengklaim sebagai negara demokratis ternyata hanya omong kosong belaka. Itu terus berlangsung. Terkini seorang wanita yang menjadi sukarelawan di acara New York Marathon dikeluarkan gara-gara menyuarakan pro Palestina.

Omong kosong memalukan ini dilakukan mereka, padahal di acara New York Marathon tersebut berdiri stan bertuliskan “Run for Israel” yang tidak diusir sama sekali. Inilah contoh paling tidak demokratis yang ditunjukan oleh negara yang selama ini mengklaim sebagai negara paling demokratis.

Baca Juga: KASUS Subang 2021 Terkini, Misteri 2 Kantung Kresek Kuning di Makam Amel yang Disaksikan Kepala Desa dan Yoris

Sikap AS yang diskriminatif terhadap Palestina memang sudah berlangsung bertahun-tahun. Bahkan dalam konflik Palestina dengan Zionis Israel saat ini, setiap suara pro Palestina berusaha dibungkam dengan berbagai ancaman.

Omong kosong AS terbaru diperlihatkan dalam ajang marathon yang dinilai sebagai ajang marathon bergengsi di dunia, sikap diskriminasi AS kembali diperlihatkan.

Briana Navarro adalah salah seorang sukarelawan di ajang New York Marathon yang digelar pada 5 November 2023, dikeluarkan.

Alasannya, dia melakukan hal itu untuk menyuarakan suara hatinya.  Pada jaket New York City Marathon miliknya yang berwarna merah jambu, dia menempelkan dua tanda yang bertuliskan “Membom anak-anak bukanlah pembelaan diri” dan “Genosida di Gaza. AS bersalah”.

New York City Marathon, bagian dari New York Road Runners (NYRR), melintasi lima wilayah dan panjangnya lebih dari 42 km.

Pada tanggal 5 November, 51.000 orang berlari di jalanan Kota New York dan sekitar 8.000 orang menjadi sukarelawan dalam perlombaan tersebut.  Briana Navarro adalah salah satunya. Ini adalah pertama kalinya dia menjadi sukarelawan untuk maraton terbesar di dunia.

Ironis, Tenda Pro Israel Tidak Diusir

Navarro tiba untuk menjadi sukarelawan sekitar pukul 4.30 pagi. Saat check-in, dia menerima kredensial dan seragam. Dia ditugaskan untuk membantu mengumpulkan pakaian, seperti jaket yang dilepas dan ditinggalkan pelari menjelang perlombaan.

Selama berada di sana, ia diarahkan ke suatu lokasi di depan salah satu dari sekian banyak tenda yang didirikan dengan bertuliskan “Run for Israel”.

Sementara itu di situ banyak tenda-tenda bernada pro Israel seperti ada tenda bertuliskan “ “Lakukan mitzvah untuk Israel”, dengan foto seorang tentara dan “Bungkus. Berdoa. Berlari".

 Baca Juga: PEMBEBASAN Lahan Tol Getaci Belum Beranjak ke Tasikmalaya, Desa Talagasari akan Tentukan Uang Ganti Rugi

“Saya memahami tenda itu dimaksudkan untuk sembahyang, namun propaganda di luarnya bersifat bias dan politis,” kata Navarro.

Itulah yang memberinya kekuatan untuk melawan ketidakadilan tersebut. Dia kemudian menempelkan dua tanda yang bertuliskan “Membom anak-anak bukanlah pembelaan diri” dan “Genosida di Gaza. AS bersalah”.

“Saya pikir kalau tenda itu boleh ada di sana, saya juga punya hak yang sama untuk mengutarakan pandangan saya. Namun ternyata hal itu salah,” kata Navarro seperti dikutip dari laman Middle East Eye.

Navarro memapatkan, dia kemudian didekati oleh petugas keamanan acara yang mengatakan kepadanya bahwa orang-orang di tenda “Run for Israel” telah mengeluh tentang dia.

“Tanda-tanda yang saya buat tidak menyebutkan Israel atau Yudaisme, atau apa pun tentang agama,” kata Navarro.

Dalam video yang direkam Navarro, seorang anggota keamanan acara mengatakan kepadanya: “Ini belum tentu Israel menampilkan propaganda di sini, namun merupakan pelanggaran bagi kami jika ada sukarelawan yang menampilkan pesan politik.”

Baca Juga: Capaian Investasi DPMPTSP Sumedang Melebihi Target, November 2023 Tembus Rp 2,81 T: Ini Faktor Pendukungnya

Lencana Navarro kemudian disita dan dia dikawal keluar oleh beberapa anggota polisi taman.

“Lari telah lama menjadi platform yang digunakan untuk kebebasan berekspresi, berbicara, dan melakukan protes. Kami mendukung kebebasan berpendapat dan hak para pelari untuk melakukan protes saat berlari,” kata juru bicara maraton tersebut kepada Middle East Eye.

“Namun NYRR adalah organisasi nirlaba yang tidak terlibat dalam pidato politik. Kami juga tidak mengizinkan seragam atau fasilitas pendukung kami digunakan untuk tujuan tersebut. Kami tidak menyadari bahwa salah satu tenda awal kami digunakan untuk mengirim pesan-pesan politik. Di masa depan, kami akan berupaya memastikan penerapan peraturan kami secara lebih setara,” kata juru bicara tersebut.

NYRR mengatakan mereka tidak mengetahui tanda-tanda di tenda “Lari untuk Israel” sampai setelahnya. Penempatan yang tidak diizinkan merupakan suatu kekeliruan, dan rambu-rambu tersebut tidak disetujui.

Menurut juru bicara tersebut, Navarro tidak melepas tandanya ketika diminta, itulah sebabnya Navarro dan dua sukarelawan lainnya digiring pergi. Namun Navarro mengatakan dia melepas tandanya. Dia menambahkan bahwa begitu dia melakukannya, polisi menuduhnya “memalsukan” identitasnya. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler