DESKJABAR- Ranil Wickremesinghe terpilih sebagai presiden Sri Lanka ke delapan, setelah parlemen negara tersebut dengan suara bulat memutuskan dia yang akan memimpin Sri Lanka.
Ranil Wickremesinghe adalah politisi senior dan pernah menjabat sebagai Perdana Menteri enam periode di negara yang sekarang dilanda krisis dinyatakan bangrut terlilit hutang.
Dalam pemilih Presiden berlangsung pada Rabu 20 juli 2022 waktu setempat, Ranil Wickremesinghe memperoleh 134 sura dan saingannya Dullas Alahapperuma memperoleh 82 suara.
Selanjutnya kandidat ketiga Marxis Anura Kumara Dissanayake, hanya memperoleh 3 suara didapat dari partainya sendiri, pemilihan Presiden dihadiri oleh 225 anggota parlemen.
Dikutip Desk Jabar.com dari Aljazeera, kemenangan Ranil Wickremesinghe perubahan nasib yang sangat luar biasa baginya, karena dianggap telah mati secara politik, oleh beberapa analis.
Setelah parlemen mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan Presiden, Ranil Wickremesinghe yang sekarang berusia 73 tahun “Saya berterima kasih kepada parlemen atas kehormatan ini” Ucapnya
Ranil Wickremesinghe diangkat sebagai perdana menteri setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa, dipaksa mundur pada Mei tahun ini karena krisis ekonomi terburuk di negara ini, sejak kemerdekaan pada 1948
Mahinda Rajapaksa diangkat menjabat sebagai presiden setelah pendahulunya Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu dan mengundurkan diri melalui email minggu lalu.
Wickremesinghe mendapat dukungan dari partai yang berkuasa di Sri Lanka Podujana Peramuna (SLPP), sebelumnya dia pernah gagal 2 kali dalam pemilihan presiden sejak tahun 2000, terakhir melawan Mahinda Rajapaksa
Para pengunjuk rasa menuduh Wickremesinghe melindungi Rajapaksa, dan membuat kesepakatan dengan keluarga Rajapaksa tetapi semua itu tidak bisa menghalangi saingan politik mengalahkannya.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan dirasakan dimulai pada awal tahun ini, Gotabaya Rajapaksa memberikan kepercayaan ke Wickremesinghe, dia berharap mantan perdana menteri ini bisa membawa Sri Lanka ke luar dari krisis ekonomi.
Namun penunjukan itu semakin membuat marah para pengunjuk rasa, yang menginginkan elit penguasa negara itu yang sebagian besar dikendalikan oleh Gotabaya Rajapaksa, angkat kaki.
Tepatnya pada 9 Juli tahun ini pengunjuk rasa turun ke jalan, puluhan ribu rakyat Sri Lanka menduduki gedung sekretariat Presiden dan kediaman resmi Perdana Menteri yang dinamakan Temple Trees.
Selain itu kediaman pribadi Wickremesinghe yang berada di Kolombo, dibakar pengunjuk rasa. Karena desakan pengunjuk rasa yang semakin kuat, akhirnya Gotabaya mengundurkan diri dari kursi presiden dan melarikan diri ke Maladewa kemudian pada 14 Juli 2022 mendarat di Singapura.
Tetapi Wickremesinghe menolak untuk mundur dan dinyatakan sebagai pejabat presiden yang ditugaskan untuk membentuk pemerintahan baru.
Dalam perjalanan karirnya Wickremesinghe telah beberapa kali memenangkan pemilihan umum, tetapi tidak pernah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Perdana Menteri. Mungkin dia sekarang merasa bahagia karena telah dipilih menjadi kepala negara, cita-cita yang telah lama di idam-idamkan.
Para pengunjuk rasa akan terus melanjutkan perjuangan sampai Wickremesinghe pergi.
"Saat ini seluruh elemen yang terlibat dalam unjuk rasa sedang membicarakan strategi. Pastinya kami akan melanjutkan semua perjuangan yang sedang berjalan di GotaGoGama, sampai Ranil Wickremesinghe mengundurkan diri, ini sangat jelas apa yang kami inginkan dari perjuangan ini” kata pemimpin pengunjuk rasa Melani Gunathilaka kepada Al Jazeera.
“Sri Lanka pantas mendapatkan pemimpin yang benar-benar peduli pada rakyatnya, bukan sekedar masa depan politiknya”. Ujarnya.***