Rusia Ukraina, Kekhawatiran Baru di Mariupol karena Sanitasi Memburuk dan Kekurangan Tenaga Medis

19 Mei 2022, 12:14 WIB
Ilustrasi Rusia Ukraina, kekhawatiran baru di Mariupol karena sanitasi memburuk, dan kurang tenaga medis. /YouTube/ The Telegraph/ /

DESKJABAR – Warga Ukraina kini menghadapi permasalahan baru, di antaranya kelangkaan obat, jaringan listrik terbakar, banjir air melalui kuburan massal, yang telah menimbulkan ketakutan akan penyakit seperti kolera.

Sekitar 100.000 warga sipil yang masih berada di daerah kendali Rusia, tetap berada di dalam kota pelabuhan tersebut tidak berdaya.

Untuk itu, Rabu (18 Mei), walikota di sana memohon kepada dunia untuk membantunya, karena kondisi sanitasi dan kesehatan sangat cepat memburuk di sana.

Walikota kota, Mr Vadym Boichenko menyerukan, agar upaya internasional menciptakan peluang keamanan bagi ribuan pengungsi yang ingin melarikan diri, meskipun misi kemanusiaan sudah dinegosiasikan untuk membantu warga sipil.

Baca Juga: SIHIR dan JIN Bisa Masuk Ke Dalam Mimpi, Benarkah? ini Penjelasan Syekh Ahmad Al Misry

"Kami memiliki ribuan penduduk, kebanyakan dari mereka telah menelepon hotline kotamadya dan mereka memohon untuk dikirim, memohon untuk dievakuasi," katanya melalui konferensi video online kepada wartawan.

Mr Boichenko mengutip, kekhawatiran atas potensi penyebaran kolera, disentri, dan krisis epidemiologi lainnya karena kondisi kesehatan masyarakat yang memburuk dengan cepat.

Pasukan Rusia yang menduduki kota itu, ketika mencoba memperbaiki sistem air publik, secara tidak sengaja menyebabkan banjir di jalan-jalan, katanya.

Air itu sekarang berisiko mengalir melalui kuburan massal yang digali untuk lebih dari 20.000 orang yang katanya telah tewas di sana.

Baca Juga: SIHIR dan JIN Bisa Masuk Ke Dalam Mimpi, Benarkah? ini Penjelasan Syekh Ahmad Al Misry

"Di musim panas," katanya, "ini akan menjadi masalah yang sangat besar."

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengutip kekhawatiran serupa Selasa.

Mr Boichenko juga mengatakan, hujan musim panas meningkatkan risiko penyebaran penyakit pada saat dokter memiliki sedikit sarana untuk mengatasinya.

"Kota saat ini tidak memiliki kondisi untuk menyediakan layanan kesehatan," katanya. "Tidak ada obat."

Listrik masih tidak bekerja di kota karena kecelakaan lain yang dia tuduhkan pada pasukan Rusia. "Pada dasarnya," katanya, bagian dari sistem tenaga "terbakar, karena mereka tidak menguji jaringan listrik, dan mereka menyebabkan kebakaran."

Baca Juga: Berita KASUS SUBANG Makin Liar, Ini Pernyataan Tegas Polda Jabar

Walikota mengatakan, dia tidak dapat membagikan informasi baru tentang proses evakuasi pabrik baja Azovstal, di mana sejumlah pejuang yang dirahasiakan tetap berada.

Pabrik itu adalah benteng terakhir Ukraina di kota itu, dan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu bahwa ratusan pejuang lainnya telah menyerah kepada pasukan Moskow.

Kementerian tidak merinci di mana kelompok pejuang terbaru telah dibawa, tetapi Staf Umum Ukraina mengatakan sebelumnya bahwa tentaranya telah diangkut ke dua kota Ukraina yang berada di bawah kendali Rusia.

Di Ukraina, tidak cukup dokter untuk merawatnya.

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman straitstimes.com, beberapa hari setelah pasukan Rusia menyerbu, dr Yaroslav Bohak, seorang ahli bedah kardiovaskular muda, diminta bantuan rekannya.

Baca Juga: Live Score dan Link Live Streaming Badminton Perorangan SEA Games Indonesia 19 Mei 2022

Padahal ia sedang berada di rumah bersama keluarganya di wilayah yang relatif aman di Ukraina barat, ketika seorang rekan menelepon putus asa dari timur, memohon padanya untuk datang membantu.

Banyak dokter telah melarikan diri dari pertempuran, kata temannya, dan kondisi di rumah sakit menyerupai era perang yang lalu.

"Dia menelepon saya dan mengatakan dia tidak bisa lagi memotong lengan anak muda," kata dr Bohak, saat dia berdiri di ruang operasi sebuah rumah sakit di Kramatorsk.

"Ketika saya datang ke sini, saya menjalani operasi pada hari pertama," kata dr Yaroslav Bohak.

Ketika pasukan Rusia menghantam Ukraina timur dengan campuran artileri, serangan udara dan serangan roket, rumah sakit garis depan, menjadi kewalahan.

Baca Juga: Pelihara 4 Jenis Burung Ini, Menurut Primbon Jawa Akan Ketiban Rezeki dan Hoki Seumur Hidup!

Mereka kekurangan staf atau telah ditinggalkan sepenuhnya, karena dokter dan perawat telah melarikan diri dari kekerasan.

Sepanjang hari, dinding rumah sakit bergetar dengan gemuruh pertempuran yang berkecamuk di dekat Kramatorsk, sebuah kota industri di wilayah Donbas, tempat pasukan Rusia melancarkan serangan berdarah.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler