DESKJABAR – Peristiwa gempa di Kobe, Jepang pada tanggal 17 Januari 1995 pukul 5.46 pagi waktu setempat menjadikan kejadian tersebut sebagai salah satu gempa terburuk yang pernah terjadi di Jepang.
Akibat gempa bumi tersebut, puluhan ribu bangunan di Kobe, Jepang rata dengan tanah. Menurut laporan, lebih dari 6000 warga tewas karena tertimpa reruntuhan, dan sekitar 40.000 warga lainnya mengalami luka-luka.
Masyarakat Jepang, menyebut gempa tersebut dengan gempa bumi besar Hanshin atau lengkapnya Hanshin-Awaji Daishinsai yang artinya Bencana Gempa Besar Hanshin-Awaji.
Baca Juga: KASUS SUBANG BELUM TERUNGKAP, Danu Kebal Senjata Kuat Dibor, Kata Ki Sodo Danu Dibohongi Dukun Palsu
Gempa dahsyat Kobe Jepang ini melanda wilayah metropolitan Jepang bagian barat, yang termasuk goncangan gempa terkuat, paling mematikan, dan paling mahal yang pernah melanda Jepang.
Gempa mengerikan ini terjadi saat sebagian warga Kobe tengah bersiap-siap memulai aktifitas keseharian mereka. Gempa terjadi pada pukul 5.46 waktu setempat. Getaran gempa terjadi dalam relative cukup lama yakni selama 20 detik.
Pusat gempa berada di bagian utara Pulau Awaji di Laut Pedalaman, 12,5 mil (20 km) di lepas pantai kota pelabuhan Kōbe. Pusat gempa berada sekitar 10 mil (16 km) di bawah permukaan bumi.
Wajar saja jumlah korban tewas mencapai lebih dari 6000 orang dan luka-luka mencapai sekitar 40.000 orang, karena wilayah Hanshin atau sebutan untuk wilayah Saka dan Kobe, adalah daerah perkotaan terbesar kedua di Jepang, dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta jiwa.
Baca Juga: Akibat Viral Ghozali Everyday Meraup Milyaran Rupiah, Kominfo akan Awasi Transaksi NFT di Indonesia
Dari sejumlah laporan ketika itu, gempa Kobe dahsyat tersebut menewaskan 6.400 warga, sekitar 40.000 orang luka-luka, dan sekitar 300.000 penduduk kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 240.000 rumah rusak.
Dengan jumlah korban tewas yang diakibatkannya, membuat gempa Kobe 17 Januari 1995 tersebut, termasuk dalam gempa mematikan yang pernah melanda Jepang.
Gempa mematikan sebelumnya yang pernah terjadi di Jepang adalah gempa Tokyo-Yokohama tahun 1923 , yang telah menewaskan lebih dari 140.000.
Momen memperbaiki kualitas infrastruktur
Jepang dikenal sebagai salah satu negara yang sangat concern terhadap kualitas infrastruktur terkait dengan kekuatan mereka terhadap goncangan gempa bumi.
Gempa Kobe 17 Januari 1995 pada sisi lain telah mengekspos kerentanan infrastruktur.
Pihak berwenang yang memproklamirkan kemampuan tahan gempa yang unggul dari konstruksi Jepang dengan cepat terbukti salah dengan runtuhnya banyak bangunan yang dianggap tahan gempa, jalur kereta api, jalan raya layang, dan fasilitas pelabuhan di daerah Kobe.
Meskipun sebagian besar bangunan yang dibangun menurut kode bangunan baru tahan gempa, banyak bangunan lainnya, terutama rumah berbingkai kayu yang lebih tua, tidak tahan gempa.
Jaringan transportasi lumpuh total, dan ketidaksiapan bencana nasional juga terungkap. Pemerintah dikecam keras karena responsnya yang lambat dan tidak efektif, serta penolakan awalnya untuk menerima bantuan dari negara asing.
Seelah gempa Kobe pada 17 Januari 1995, pemerintah Jepang merevisi kebijakan tanggap bencananya.
Baca Juga: Kode Redeem FF 17 Januari 2022, KODE REDEEM 1 Menit yang Lalu, Ayo Klaim M1887 SG Ungu
Jaringan transportasi darurat juga dirancang, dan pusat evakuasi serta tempat perlindungan didirikan di Kobe oleh pemerintah prefektur Hyogo.
Pembenahan dilakukan untuk mengantisipasi korban dan kerusakan akibat gempa seperti di Kobe. Sebab, jika tidak dilakukan, dampak ekonomi yang akan ditanggung pemerintah jepanag akan sangat besar sekali.
Sebab, pasca gempa kobe 17 Januari 1995, kerugian ekonomi yang harus ditanggung diperkirakan mencapai 200 miliar dolar AS. Jumlah kerugiaan yang sangat besar sekali.
Gempa Kobe 17 Januari 1995 juga tak luput dari investigasi besar-besaran. Investigasi dilakukan di bawah naungan Panel on Wind and Seismic Effects dari Program AS-Jepang dalam Sumber Daya Alam untuk mengamati, mendokumentasikan, dan meringkas pelajaran penting dari gempa ini yang dapat digunakan untuk mengurangi potensi dampak tragis gempa bumi di masa depan. masyarakat urban modern.
Salah satu hasil investigasi menyebutkan bahwa pasca gempa Kobe 17 Januari 1995 telah mengakibatkan kebakaran setara dengan 70 blok kota AS.***