DESKJABAR - Warga Tonga di kawasan Pasifik Selatan dilanda kepanikan dan berupaya menyelamatkan diri menyusul gelombang tsunami menerjang wilayah mereka, Sabtu 15 Januari 2021.
Suara teriakan orang minta tolong bersahut-sahutan di tengah gemuruh gelombang tsunami yang tiba-tiba datang menghantam rumah mereka.
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru mencakup Kerajaan Tonga, Samoa, Kepulauan Cook dan Nieu, Fientje Suebe, mengatakan komunikasi dengan warga negara Indonesia (WNI) di Tonga belum bisa berlanjut menyusul ada erupsi gunung bawah laut di pulau itu.
Tsunami itu diakibatkan meletusnya gunung berapi bawah laut di Tonga. Letusan terjadi pada Sabtu pukul 04.10 GMT (11.00 WIB) di bawah laut, Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, yang berada sekitar 65 kilometer sebelah utara Nuku'alofa
“Menimbulkan tsunami dengan ketinggian 1,2 meter,” kata Badan Meteorologi Australia diktuip DeskJabar dari Antara.
Sementara itu, badan penanganan darurat Selandia Baru mengeluarkan imbauan atas pantai-pantainya di kawasan utara dan timur terkait pergerakan tsunami.
Dilansir dari media Selandia Baru, Stuff.co.nz, Sabtu 15 Januari 2021, seorang warga Tonga di Pasifik Selatan, Mere Taufa, menuturkan dirinya sedang bersiap makan malam ketika erupsi terjadi.
"Itu sangat besar, tanah bergetar, rumah kami bergetar. Itu terasa bertahap, adik laki-laki saya mengira ada bom meledak di dekat kami," tutur Taufa.
Tak lama kemudian, tutur Taufa, rumahnya diterjang gelombang air secara tiba-tiba. "Kami langsung tahu itu tsunami. Air masuk ke dalam rumah kami," ucapnya.
Taufa menurutka, dirinya jua masih sempat menyaksikan dinding rumah salah satu tetangganya roboh akibat terjangan tsunami.
"Teriakan di mana-mana, orang-orang berteriak untuk keselamatan, agar semua orang naik ke tempat yang lebih tinggi," ujar Taufa.
Baca Juga: Video VIRAL, DETIK-DETIK Longsor Di Ciherang, Sumedang Selatan Terekam Warga Sekitar Lokasi
Laporan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang berbasis di Amerika Serikat (AS), seperti dilansir DW, menyebut kenaikan gelombang setinggi 83 sentimeter terpantau di ibu kota Nuku'alofa yang berjarak hanya 65 kilometer di sebelah utara gunung api tersebut.
Foto yang beredar di media sosial memperlihatkan gelombang air laut menghantam rumah-rumah. Belum ada laporan kerusakan maupun korban jiwa akibat tsunami ini.
Warga Nuku'alofa, Tevita Sailosi, menuturkan dirinya harus menggendong sang nenek yang sudah lanjut usia ke atap rumah mereka saat tsunami menerjang.
"Jujur kami masih shock, pertama kami mendengar suara ledakan, dan kemudian air masuk ke dalam rumah kami," tuturnya.
Keluarga Sailosi berhasil selamat, namun mereka mengkhawatirkan situasinya saat malam hari.***