Namun jika laki-laki ataupun perempuannya merasa tidak cocok dengan pilihan kedua orang tuanya, mereka bisa saja menolak dengan halus sebelum tiba masa lamaran.
Jika keduanya cocok, maka sang calon menantu lelaki harus melalui masa test oleh calon mertua dengan diuji bagaimana dia bisa melakukan tugas layaknya seorang kepala rumah tangga seperti mengambil kayu bakar, beternak lebah, menggarap kebun dan pekerjaan Berat lainnya.
Proses pernikahan di kampung Baduy Dalam dilalui dalam tiga tahap dari mulai penyembelihan ayam hingga acara seserahan.
Baca Juga: Gagal SNBT, Kemnaker Buka Kesempatan Kuliah Gratis di Polteknaker
Pernikahan dipimpin oleh seorang Puun bukan oleh seorang penghulu sebagaimana terjadi pada kebiasaan kita.
Fungsi penghulu di suku Baduy adalah mengurus proses pemakaman dan pemeliharaan warga yang meninggal di sana.
Setelah resmi menikah, selama waktu 40 hari pasangan warga Baduy Dalam yang baru menikah tidak boleh diperkenankan campur terlebih dahulu layaknya sepasang suami istri yang sudah sah menikah.
Mereka boleh tinggal serumah namun selama masa itu, keduanya harus menahan diri untuk tidak sering berkomunikasi apalagi tidur bersama.
Setelah 40 hari berlalu, pasangan yang baru menikah ini diperbolehkan tidur bersama, namun malam pengantin mereka harus keluar dari rumah. Biasanya mereka memilih tidur di malam ke 41 di tempat khusus seperti saung di dekat ladang atau tempat lainnya.
Meski kampung Baduy Dalam sudah dibuka untuk Warga Negara Indonesia untuk mengetahui kebiasaan hidup mereka sehari-hari namun tidak sepanjang bulan wisatawan bisa berkunjung ke Baduy dalam.