Kami melakukan management makanan dengan sistem inventarisir sebelumnya, masing-masing anggota tim sudah diberitahu makanan dan logistik apa yang harus dibawanya melalui Grup WhatsApp.
Baca Juga: Kelompok Anak Muda di Tasikmalaya Ini Terus Tularkan Virus Keberanian Pada Siswa SMA, Ini Gerakannya
Selepas Shalat Magrib kami memulai perjalanan menuju puncak dengan diawali Doa bersama. Target kami bermalam di Pos II sebelum jam 12 Malam.
Setiap pos peristirahatan pendaki selalu dilengkapi dengan makam dan tempat semedi, mengingat Arjuno sering dipergunakan orang untuk melakukan ritual semedi.
Ada sedikit kisah mistis malam itu saat salah satu teman kami yang ketiduran tiba-tiba bangun sambil terus berdiri seperti ketakutan.
Saat kami tanya ada kejadian apa?” Temen kami menjawab sambil ketakutan, “Ada yang membangunkan saya, katanya.
Baca Juga: 5 Cara Merawat Ikan Cupang Agar Tetap Sehat, Agresif, dan Warnanya Indah
Oalah, pantes lah ada yang membangunkan, orang dia ketiduran di tempat.... ya begitulah.
Pukul 23 Malam, Tim sampai di Pos II, sebuah pos shelter dari kayu yang memuat 6-10 orang pendaki untuk bermalam. Mirip saung untuk berteduh petani lah.
Sayangnya pos tak terurus sehingga banyak tikus dengan leluasa masuk tatkala kami menginap disana.