DESKJABAR - Berat badan seringkali menjadi topik sensitif bagi banyak orang, namun sebagian orang memiliki kekhawatiran berlebih mengenai topik tersebut.
Salah satu kekhawatiran obsesif terhadap berat badan diri sendiri hingga menyebabkan gangguan makan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang parah disebut sebagai anoreksia nervosa.
Seperti dikutip DeskJabar.com dari artikel Healthline berjudul 'Anorexia Nervosa', pengidap anoreksia nervosa biasanya akan memaksakan diri untuk memakan makanan yang sangat rendah kalori dan memiliki ketakutan berlebihan terhadap pertambahan berat badan.
Merasa senang berlebihan saat berat badan turun juga merupakan salah satu ciri-ciri pengidap anoreksia nervosa.
Healthline menyatakan bahwa anoreksia paling sering didiagnosis pada remaja perempuan, tetapi ada juga wanita pada usia lebih tua atau lebih muda serta pria yang didiagnosis mengidap anoreksia nervosa.
Cara yang dilakukan oleh penderita anoreksia nervosa untuk menurunkan berat badan dan mempertahankan berat badan mereka yang sangat rendah, dapat berbeda-beda.
Mereka bisa melakukan penurunan berat badan dengan membatasi asupan kalori, berolahraga secara berlebihan, atau menggunakan metode khusus.
Baca Juga: 3 Hikmah Puasa Asyura 10 Muharram, Ustadz Adi Hidayat: Hadiah yang Sangat Besar
Beberapa metode khusus itu misalnya metode binge and purge, metode serupa dengan yang digunakan oleh penderita bulimia, dengan memakan banyak makanan kemudian memuntahkannya.
Ada juga beberapa yang menggunakan pencahar, muntah, atau diuretik untuk menghilangkan kalori.
Meskipun demikian, cara menurunkan berat badan seperti itu justru dapat mengganggu kesehatan fisik dan kesehatan mental.
Gejala-gejala yang artikel tersebut kaitkan dengan penderita anoreksia nervosa termasuk:
- ketidakmampuan untuk mempertahankan berat badan normal
- kelelahan
- insomnia
- kulit yang berwarna kuning atau bernoda dan ditutupi dengan bulu halus dan lembut
- rambut menipis atau rontok
- sembelit
- lebih dari tiga siklus tanpa haid
- kulit kering
- tekanan darah rendah
Baca Juga: Liburan di Bali Ga Perlu Mahal, 5 Tempat Wisata Indah Mempesona di Pulau Dewata, Tak Pungut Biaya
Sementara itu, perilaku yang sering dilakukan penderita anoreksia nervosa adalah:
- olahraga berlebihan
- mendorong makanan di sekitar piring alih-alih memakannya, atau memotong makanan menjadi potongan-potongan kecil
- sifat lekas marah
- penarikan diri dari kegiatan sosial
- suasana hati yang tertekan
- penolakan lapar
- penggunaan diuretik, pencahar, atau pil diet
Baca Juga: Selain Cegah Osteoporosis, Berikut 5 Manfaat Luar Biasa Kacang Mete untuk Kesehatan Anda
Penyebab pasti dari anoreksia nervosa belum diketahui secara pasti.
Healthline menyebutkan penderita anoreksia mungkin memiliki citra tubuh yang negatif, ada juga kemungkinan mereka terlalu fokus untuk menjadi 'sempurna'.
Faktor lain yang Healthline sebut bisa memiliki peran di antaranya:
1. Biologi
Genetika dan hormon mungkin memiliki efek pada perkembangan anoreksia nervosa.
Healthline menyatakan bahwa terdapat beberapa bukti yang menunjukkan hubungan antara anoreksia dan serotonin, bahan kimia yang diproduksi di otak.
2. Lingkungan
Tekanan dari masyarakat untuk terlihat kurus juga dapat berkontribusi pada perkembangan anoreksia nervosa.
Gambar tubuh yang tidak realistis di media seperti majalah dan televisi dapat sangat mempengaruhi kaum muda dan memicu keinginan untuk menjadi kurus.
Baca Juga: Sering Dijadikan Buah Sunnah Nabi, Kurma Mulai Diakui Khasiatnya oleh Dunia Barat
3. Psikologi
Seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) mungkin lebih cenderung untuk mempertahankan diet ketat dan olahraga berlebihan yang sering dilakukan oleh penderita anoreksia nervosa.
Itu karena orang dengan OCD rentan terhadap obsesi dan kompulsi.
Demikian penjelasan singkat mengenai anoreksia nervosa, kekhawatiran obsesif terhadap berat badan hingga menyebabkan gangguan makan yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang parah.***