Cacar Monyet Sudah Ada di Indonesia? Harus Tetap Waspada Gejala dan Cara Penularan, Bisa Meninggal?

- 24 Juli 2022, 15:06 WIB
Ilutsrasi, cacar monyet ada di Indonesia? Ketahui gejala , penularan dan cara mencegah, bisa meninggal?
Ilutsrasi, cacar monyet ada di Indonesia? Ketahui gejala , penularan dan cara mencegah, bisa meninggal? /pixabay.com/geralt/

DESKJABAR - Cacar monyet atau monkeypox kembali hits. Sudah adakah di Indonesia? Namun penyakit ini jadi wabah di beberapa negara. Karena itu penting mengetahui gejala, cara penularan juga mencegahnya.

Meskipun cacar monyet belum terdengar di Indonesia, namun Direktur Jenderal badan kesehatan dunia WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah menyebut wabah karena sudah banyak negara terkena, pun sudah ada 5 meninggal.

Mengetahui gejala, cara penularan juga mencegah cacar monyet ini adalah satu keharusan bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Pocari Sweat Run Indonesia 2022 Tahun Ini Pecahkan Rekor Jumlah Peserta, Ridwan Kamil Ikut Lari Marathon 10K

Karena risiko penularan bisa terjadi jika ada warganegara RI atau wisatawan yang datang dari negara endemik memungkinkan terjadi transfer penyakit cacar monyet tersebut.

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit zoonosis. Artinya, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Namun tak tertutup kemungkinan penularan antar manusia.

Kasus cacar monyet, menurut laman who.it, sering ditemukan di dekat hutan hujan tropis di mana terdapat hewan pembawa virus.

Bukti infeksi virus cacar monyt telah ditemukan pada hewan seperti tupai, tikus Gambia, dormice, juga berbagai spesies monyet.

Baca Juga: Cacar Monyet atau Monkeyfox Jadi Wabah, WHO Nyatakan Darurat Kesehatan Masyarakat, Berikut Cara Mencegah

Penularan dari manusia ke manusia pun dimungkinkan meski terbatas.

Penularan cacar monyet antar manusia dengan rantai penularan terpanjang yang didokumentasikan adalah pada 6 generasi. Artinya, orang terakhir yang terinfeksi dalam rantai ini berjarak 6 mata rantai dari orang sakit yang asli.

Cacar monyet dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh, lesi pada kulit, atau pada permukaan mukosa internal, seperti di mulut atau tenggorokan, tetesan pernapasan dan benda-benda yang terkontaminasi.

Deteksi DNA virus dilakukan dengan polymerase chain reaction (PCR). Spesimen diagnostik terbaik adalah langsung dari ruam – kulit, cairan atau krusta, atau biopsi jika memungkinkan.

Baca Juga: Terungkapnya 'Fakta' tentang Luka Sebenarnya di Sekujur Tubuh Brigadir J, Apa Kata Polisi?

Gejala cacar monyet ditandai dengan demam, ruam khas yang luas, dan biasanya disertai pembengkakan kelenjar getah bening.

Masa inkubasi cacar monyet berkisar antara 5 hingga 21 hari. Tahap demam biasanya berlangsung 1 sampai 3 hari dengan gejala demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, mialgia (nyeri otot), dan asthenia yang intens (kekurangan energi).

Tahap demam cacar monyet diikuti oleh tahap erupsi kulit, berlangsung selama 2 sampai 4 minggu.

Lesi berkembang dari makula (lesi dengan dasar datar) menjadi papula (lesi nyeri yang menonjol) menjadi vesikel (berisi cairan bening), lalu menjadi pustula (berisi nanah), diikuti oleh koreng atau krusta.

Meskipun angkanya kecil, kemungkinan pasien karena cacar monyet tetap ada. Angkanya bervariasi antara 0 dan 11% dalam kasus yang didokumentasikan, dan lebih tinggi terjadi pada anak-anak.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: who.int


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x