Begini Asal Muasal Situ Sanghyang Tasikmalaya yang Melegenda, Keindahan Alam yang Diselimuti Cerita Mistis

- 22 Juni 2022, 09:02 WIB
Keindahan Situ Sanghyang dilatarbelakangi cerita dongeng yang melegenda
Keindahan Situ Sanghyang dilatarbelakangi cerita dongeng yang melegenda /: tempatwisataunik.com/

 

DESKJABAR – Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah kekayaan alam yang indah, mulai dari gunung, air terjun, perkebunan the, dan situ (danau).

Terdapat satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi karena memiliki udara yang sejuk dan cerita mistis dari balik keindahan tempat, yaitu Situ Sanghyang.

Lokasi Situ Sanghyang terletak di jalan raya Cibalanarik, Desa Cilolohan, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Baca Juga: KASUS SUBANG Petunjuk Penting Ungkap Tersangka, Otak dan Pelaku, BENARKAH Banpol Jadi Pintu?

Pada dasarnya tidak ada sejarah resmi yang menceritakan tentang asal mula dari Situ Sanghyang ini. Diperkirakan situ atau danau ini sudah ada sejak zaman Mataram Kuno.

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, konon di danau tersebut tersiar kabar adanya fenomena yang dikaitkan dengan dunia mistik.

Sering terlihat berpindahnya rimbunan pohon kiray yang maju dengan sendirinya ke tengah danau, tentunya fenomena ini dijadikan warga sebagai totonden (pertanda) bakal adanya sebuah kejadian.

Terdapat sebuah legenda, mitos, atau dongeng, yang menyebar dari mulut ke mulut, yakni tentang tenggelamnya perkampungan Saung Gatang.

Baca Juga: NIAT Sholat Idul Adha Jelang Lebaran Haji 2022 atau 1443 Hijriah

Dikutip dari kanal YouTube Inilah Tasik, yang berjudul “Legenda Situ Sanghyang dan Makom Eyang Prabu Lingga Wastu”, dirilis tanggal 10 Juli 2020.

Cerita dongeng yang beredar di masyarakat, Situ Sanghyang bermula dari kisah seorang anak raja yang tinggal di perkampungan Saung Gatang. Perkampungan Saung Gatang itu, berada di kedalaman situ.

Seorang anak raja yang terpincut akan kecantikan seorang wanita, kemudian dia memerintahkan dua orang pengawalnya untuk membawa kembang desa tersebut supaya dapat dinikahi.

Dan akhirnya para pengawal pun berhasil membawa gadis tersebut ke istana. Diadakanlah pesta besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam.

Baca Juga: Baca Doa Ini Ketika Keluar Rumah Hendak Melakukan Safar (Perjalanan Jaun) Agar Selamat Sampai Tujuan!

Ternyata gadis tersebut sudah memiliki seorang suami, yang pada saat itu sedang pergi ke Kerajaan Mataram, yang bernama Resi Galunggung.

Sewaktu pulang, mendapati istrinya tidak ada dan mendapatkan petunjuk jika istrinya itu akan dinikahi oleh anak raja di Saung Gatang.

Sesampainya di Saung Gatang, Resi Galunggung mendapati pesta meriah. Karena sakit hati, Resi Guru berubah wujud menjadi budak buncir (anak hitam). Sesaat setelah berubah, seketika ribuan hewan anjing datang dan menggonggong ke arah lokasi pesta.

Suara gonggongan anjing di luar kemudian beradu dengan suara riuhnya pesta, lama kelamaan suaranya seperti ngahiang.

Jadi nama ngahiang itu tercipta dari riuhnya dua suara yang beradu. Dan nama sang sendiri merupakan sang pelaku, yakni sang resi dan sang pangeran.

Adapun terjadinya Situ dikarenakan sang pangeran merasa terganggu dengan suara-suara di luar dan merasa terpancing dengan tantangan si buncir.

Si Buncir akan berguru jika seandainya sang pangeran dan para punggawanya bisa mencabut tujuh batang lidi yang berjejer.

Karena tidak ada yang sanggup mencabut lidi, dengan kesaktian sang resi, dari lubang batang lidi yang dicabut keluar air yang tidak terbendung dan membentuk sebuah situ/danau.

Resi pun mengeluarkan supata (kutukan), semua yang ikut tenggelam bersama pangeran menjelma menjadi ikan.

Sejak terbentuknya situ banyak keangkeran di daerah tersebut. Burung yang melintas didanau dan yang meminum air hilang tak berbekas. Kendati ada situ namun airnya tidak bisa dimanfaatkan warga.***

 

 

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x