Wisata Tak Biasa di Kampung Naga, Wisata Healing Terbaik dari Hiruk Pikuk Ibu Kota

- 19 Juni 2022, 12:50 WIB
Lokasi Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Salawu, Kabupaten Singaparna/Dok.DeskJabar
Lokasi Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Salawu, Kabupaten Singaparna/Dok.DeskJabar /

DESKJABAR – Kampung Naga merupakan salah satu kampung adat yang berada perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Garut.

Kampung Naga merupakan perkampungan yang dihuni oleh masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya.

Keunikan dari Kampung Naga adalah, tentang kebijakan kampung yang menolak modernisasi, seperti hidup tanpa teknologi dan juga listrik.

Kampung Naga berada di sebuah lokasi yang subur, yang dilalui oleh sebuah sungai bernama sungai Ciwulan.

Baca Juga: Desy Ratnasari Itu Cantik, Cerdas, Religius, Kalau Nassar? Penglihatan Denny Darko Menohok Sekali

Sumber mata air Ciwulan sendiri berasal dari Gunung Cikuray yang berada di daerah Garut.

Meskipun bukan objek wisata, namun Kampung Naga ini banyak mengundang perhatian wisatawan yang tertarik pada kehidupan tradisional yang sarat akan budaya serta penghormatan terhadap alam.

DeskJabar mengutip dari kanal YouTube Angelick Vaulina, tentang “Tanpa Listrik dan Gadget! Kampung Naga Tasikmalaya Terkini”, tanggal 2 Januari 2022, disebutkan bahwa untuk masuk ke Kampung Naga tidak dikenakan tiket masuk.

Menurut penuturan Ijad, perwakilan dari masyarakat Kampung Naga, bahwa perkampungan ini termasuk kampung adat bukan kampung pariwisata.

Baca Juga: Tahun Terakhir Kontrak Mohamed Salah, Liverpool Hanya Bisa Pasrah

Jadi bagi para wisatawan yang ingin masuk ke Kampung Naga, tidak boleh seenaknya melakukan aktivitas layaknya sedang berwisata.

Akan tetapi menurut Ijad, harus sepenuhnya mentaati dan menghormati segudang larangan yang ada di Kampung Naga.

Meskipun Kampung Naga bukan objek wisata secara resmi, namun tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan.

Kehidupan bermasyarakat yang serba sederhana membuat banyak wisatawan, terutama dari kota, tertarik untuk berkunjung.

Baca Juga: Kasus Subang Sudah 10 Bulan, Cara Keji Para Pelaku Bunuh Tuti dan Amel sebagai Pesan untuk Keluarga Korban?

Di sini, wisatawan dapat melihat secara langsung bagaimana kearifan lokal warga serta budaya yang hidup di dalamnya.

Kampung Naga adalah area permukiman adat yang menempati kawasan lembah. Kampung ini berada di atas lahan seluas 1,5 hektar.

Untuk mencapainya, wisatawan harus menuruni tangga berjumlah lebih dari 400 buah. Tangga ini terbuat dari batu alam sehingga aman untuk dilalui meski perjalanan menurun yang cukup panjang.

Dari atas tangga sudah terlihat sekumpulan bangunan dengan atap berwarna seragam. Permukiman ini diapit oleh area hutan yang masih alami karena larangan untuk mengunjunginya. Hutan di sisi timur dibatasi oleh aliran Sungai Ciwulan yang jernih.

Baca Juga: Fakta dan Misteri Kampung Naga, Sarat dengan Kearifan Lokal namun Diselimuti Cerita Mistis

Sebelah utara dan selatan terdapat hamparan sawah yang berbentuk terasering dan salah satu sumber pangan serta mata pencaharian sebagian besar warga. Udara disini sangat bersih karena hampir tidak ada emisi karbon.

Budaya disini sangat terjaga, meliputi berbagai aspek, mulai dari bangunan hingga kebiasaan tertentu. Inilah salah satu daya tarik Kampung Naga sehingga tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan.

Jumlah rumah dan bangunan yang ada di kampung ini selalu sama sejak dulu hingga kini, yaitu 111 buah. Tidak boleh ada bangunan yang dibuat dari tembok semen atau batu-bata.

Di sini, seluruh bangunan terbuat dari bilik bambu, papan kayu, atap daun nipah atau ijuk, serta bahan-bahan alami lainnya.

Baca Juga: Friendivora adalah tabiat buruk seorang Sahabat yang suka Makan Sahabat. Seperti apa Tabiat buruk Friendivora

Setiap rumah juga hanya memiliki satu pintu di depan dan tidak dilengkapi dengan perabotan seperti meja dan kursi di dalamnya.

Pada waktu-waktu tertentu, di Kampung Naga sering diadakan acara Hajat Sasih, sebuah ritual adat untuk berdoa pada leluhur.

Pemandangan pelaksanaan ritual ini bisa disaksikan juga oleh para wisatawan asalkan tidak mengganggu berlangsungnya acara.

Selain adat istiadat, masyarakat juga memiliki tradisi dan pantangan tertentu. Tradisi ini harus dipatuhi tidak hanya oleh warga asli, tetapi juga tamu yang berkunjung.

Baca Juga: Ayo Klaim Kode Redeem FF 19 Juni 2022, Terbaru, Gratis Grenade Pineapple AK47, 1 Menit Lalu, Garena Free Fire

Salah satunya adalah larangan memutar musik. Di desa ini, tidak boleh ada musik selain yang berasal dari alat musik tradisional asli setempat.

Di samping itu, ada juga larangan untuk memasuki hutan yang ada di sekitar area perkampungan. Di dalam kampung pun terdapat bangunan tertentu yang tidak boleh dimasuki atau bahkan difoto oleh wisatawan.

Ketenangan yang bisa didapatkan di sini adalah daya tarik utama bagi wisatawan. Bermalam sini akan memberikan pengalaman berlibur yang sangat berbeda dari rekreasi lainnya. Untuk menginap, wisatawan harus meminta izin pada petugas atau warga setempat.

Wisatawan bisa ikut serta mencicipi kehidupan sehari-hari warga Kampung Naga yang sederhana. Waktu malam hari yang hening dan minim penerangan hanya akan terisi oleh suara alam, seperti suara dedaunan, aliran air, dan semilir angin pegunungan jadi teman yang akan menenangkan.

Baca Juga: Manchester United Memprioritaskan Frenkie De Jong Untuk diboyong ke Old Trafford

Pengunjung yang datang dalam rombongan biasanya dijamu dengan masakan buatan warga. Bagi pengunjung yang ingin bermalam, warga menyediakan rumahnya sebagai tempat homestay. Ada juga toko souvenir yang menjajakan hasil karya penduduk.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Angelick Vaulina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah