DESKJABAR – Makanan gorengan merupakan salah satu makanan yang menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia.
Berbagai jenis makanan gorengan dapat ditemui di berbagai sudut jalanan kota besar maupun daerah.
Sehingga makanan gorengan menjadi ciri khas kuliner di Indonesia.
Makanan gorengan tentunya dimasak dengan metode menggoreng.
Adapun menggoreng merupakan metode memasak yang umum digunakan di seluruh dunia.
Ragam jenis makanan gorengan dengan tekstur yang renyah dan gurih tentunya menjadi hidangan lezat yang banyak dicari.
Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, ternyata makanan gorengan memiliki efek yang tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dari Healthline, berikut 4 alasan mengapa makanan gorengan tidak baik untuk kesehatan dan harus dibatasi dalam mengkonsumsinya.
- Makanan gorengan tinggi kalori
Makanan yang digoreng, mengandung banyak kalori, pada umumnya makanan yang digoreng dilapisi dengan adonan tepung.
Ketika makanan digoreng, air yang terkandung pada makanan akan menghilang dan tidak mampu menyerap lemak yang kemudian dapat menambah kandungan kalori.
Sebagai contoh, satu kentang panggang kecil (100 gram) didalamnya mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak.
Sedangkan pada jumlah yang sama, kentang yang digoreng ternyata mengandung kalori dan lemak yang tinggi dengan takaran 319 kalori, dan 17 gram lemak.
- Tinggi kandungan lemak trans
Makanan yang digoreng memiliki kandungan lemak trans yang tinggi.
Adapun lemak trans merupakan lemak tak jenuh yang mengalami proses hidrogenasi.
Proses hidrogenasi sering digunakan bagi para produsen makanan untuk menghidrogenasi lemak dengan menggunakan tekanan tinggi dan gas hidrogen agar dapat meningkatkan daya awet makanan.
Hidrogenasi juga dapat terjadi ketika minyak dipanaskan pada suhu yang sangat tinggi selama memasak.
Adapun proses hidrogenasi tersebut merbah struktur kimia pada lemak yang sulit untuk dipecah oleh tubuh.
Faktanya, banyak produsen atau penjual makanan kembali menggunakan minyak yang sudah dipakai untuk memasak.
Hal ini berpotensi menambah kandungan lemak trans.
Baca Juga: UNGKAP KASUS SUBANG : Yosef 'Percaya Banget' ke Polisi 100.000 %, Begini Katanya...
Lemak trans dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit seperti jantung, diabetes, kanker, dan obesitas.
- Meningkatkan berbagai risiko penyakit, termasuk naiknya kolesterol jahat
Makanan gorengan jika dikonsumsi berlebihan akan berpotensi menimbulkan berbagai macam penyakit.
Diantaranya risiko penyakit diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas
Baca Juga: Rezeki Melimpah Jika Kau Syukuri Nikmat-Nya, Tapi Siksa-Nya Pedih jika Lalai Bersyukur
Makanan gorengan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, serta kolesterol baik (HDL) berkurang sehingga berisiko terkena penyakit jantung.
Pembuluh darah yang tersumbat kolesterol jahat akan mengganggu sistem aliran darah sehingga berpotensi terkena serangan jantung.
Selain itu, orang yang makan gorengan 4-6 porsi per minggu, berpotensi terkena diabetes tipe 2.
Sedangkan kebanyakan kalori dari makanan gorengan berpotensi terkena obesitas.
Baca Juga: 8 Strategi Setan Bikin Kita Banyak Dosa, Kenali dan Lawan, Terutama yang Keenam Sangat Berbahaya
- Mengandung zat Akrilamida yang berbahaya
Zat Akrilamida merupakan senyawa kimia yang beracun dan dapat terbentuk pada makanan yang digoreng selama memasak dalam suhu yang tinggi, baik menggoreng atau memanggang.
Makanan bertepung yang digoreng serta makanan yang dipanggang biasanya memiliki zat Akrilamida yang tinggi.
Sehingga bisa memicu penyakit kanker seperti kanker ginjal, endometrium dan ovarium.
Pada dasarnya makanan gorengan boleh dikonsumsi, namun jika dikonsumsi secara berlebihan ditambah pola hidup tidak sehat tentunya akan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.***