Entah siapa yang memberi nama Badarawuhi, karena ketika ia lahir namanya adalah Ratna Narekh. Ia suka pesta dan menari di tempatnya pelataran memuja Sanghyang.
Ratna Narekh adalah seorang murid dari ksatria pada zaman Prabu Airlangga. Ia belajar ilmu di sana hingga mahir di sebuah desa di tengah Alas Daha.
Karena ilmunya belum sempurna, Ratna Narekh harus melarikan diri ke luar desa sebab daerah tempat tinggalnya ditaklukan Mpu Barada.
Ratna Narekh bersama empat teman muridnya melarikan diri keluar pulau Jawa, sedangkan ia sendiri bersembunyi di suatu tempat di Jawa Timur.
Sebelum melarikan diri, sempat mengamankan benda pusaka daun lontar, yang berisi ilmu Kadigjayaan, yakni ilmu untuk melumpuhkan para lelembut di sepanjang hutan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sosok Ratna Narekh tetap mempunyai keturunan pantai selatan, ia memakai kebaya, selendang hijau, cantik, dan anggun, namun kerap berbuat jahil.
Suatu hari, Ratna Narekh kebetulan tiba di sebuah desa, yang kepala desanya kwatu itu "cunihin" alias genit, suka bermain perempuan, dan tidak pandang bulu perempuan bersuami pun diembatnya.
Ketika telinga si kepala desa mendengar ada wanita cantik yang berada di sebuah warung ia berniat menyatroninya.
Suatu malam, ketika Ratna Narekh tengah tertidur pulas, si kepala desa bersama anak buahnya mengintip kamar tidur itu.