Waspada, Bahaya Mengancam Orang yang Berolahraga di Jabodetabek.

17 November 2020, 19:22 WIB
ilustrasi /pickpik.com/

DESKJABAR – Bagi warga di wilayah Jabodetabek, olahraga menjadi kegiatan yang penuh risiko. Selain karena pandemi Covid-19, udara di wilayah ini juga mengancam kesehatan.

Temuan Nafas, aplikasi kualitas udara yang memantau kualitas udara di 10 kota administratif Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi (Jabodetabek) menunjukkan, sekitar 40 persen area olahraga di lokasi itu memiliki kualitas udara lebih dari 100ug/m3.

Angka ini menurut US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara termasuk dalam kategori berbahaya.

Dikutup dari kantor berita Antara, Co-Founder & Chief Growth Officer Nafas (@nafasjkt), Piotr Jakubowski mengemukakan, temuan ini berdasarkan data yang dikumpulkan pada Agustus 2020 pada pukul 4.00-9.00 (waktu rata-rata orang berolahraga) menggunakan 45 sensor kualitas udara.

Baca Juga: Penambahan Kasus Covid-19 di Jabar Tertinggi Kedua Pekan Ini. Satgas Minta Pemda Lakukan Ini

"Ada perbedaan signifikan sepanjang bulan di lokasi berbeda. Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, tempat yang palig banyak hari yang tingkatnya di atas 100ug/m3," ujarnya pada webinar "Mau Olahraga? Pantau Kualitas Udara", Selasa, 17 November 2020.

Mempertimbangkan temuan tersebut, Piotr dan timnya merekomendasikan bagi masyarakat di wilayah ini yang akan berolahraga.

Kurangi waktu berolahraga pada jam 4.00-9.00 menjadi 90 menit hingga bahkan di bawah 30 menit.

Baca Juga: Mahalnya Biaya Perawatan Pasien Covid-19. Inilah Rinciannya

Kemudian, mereka yang tinggal di wilayah Bogor, Tangerang Selatan, dan Tangerang, sebaiknya mengurangi latihan di bawah 90 menit jika kualitas udara lebih dari 100ug/m3 selama 19 hari, diikuti Bekasi selama 18 hari, lalu Jakarta serta Depok, 17 dan 10 hari.

Selain itu, ketimbang pagi hari, mereka menemukan pukul 15.00-19.00 sebagai waktu dengan kualitas udara terbaik.

Bahaya polusi

Pakar pulmonologi di RSUP Persahabatan, Dr. Erlang Samoedro mengatakan, ada banyak elemen berbeda dalam bahaya polusi udara yang berdampak buruk bagi Anda.

Baca Juga: Neobank, Peluang Model Bisnis Baru Perbankan

Umumnya ozon, berbagai bentuk karbon, nitrogen oksida, sulfur oksida, senyawa organik yang mudah menguap, partikel halus, bahan kimia seperti sulfat, nitrat, karbon, atau debu yang lebih tipis dari rambut manusia yakni PM 2,5.

Menurut Erlang, partikel PM 2,5 ini bisa masuk ke saluran napas hingga ke ujung paru-paru yang bisa memicu peradangan lokal di area itu.

"Debu ini ada sistem mekansime untuk mengeluarkannya, tetapi kalau banyak sistem pengeluaran tubuh tidak sebanding dengan udara yang masuk. Akibatnya terjadi penumpukan, bisa terjadi peradangan lokal di paru-paru, asma kambuh, " kata dia.

Baca Juga: Pilkada 2020, Awas Zona Merah dan Oranye Covid-19

Ahli pulmonologi di St. Joseph Hospital, Orange, Kalifornia, Raymond Casciari sepeprti dilansir Health mengungkapkan, dalam jangka pendek, menghirup udara berkualitas buruk dapat menyebabkan gejala seperti batuk, kesulitan bernapas secara normal, mata perih, pilek, mengi, nyeri dada, dan sesak napas.

Seiring waktu, terkena polusi udara dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti peningkatan risiko penyakit paru-paru, termasuk asma, emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis kronis, fungsi pembuluh darah terganggu, meningkatnya risiko stroke dan peningkatan risiko kanker, termasuk kanker paru-paru dan payudara.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler