DESKJABAR – Menyebut nama Magelang, yang terbayang dalam ingatan kita adalah kawasan wisata terkenal Candi Borobudur.
Padahal Magelang memiliki banyak wisata alam dan wisata baru yang tengah gencar-gencarnya diangkat ke permukaan oleh pemerintah bersama para stake holder dan penggiat pariwisata dari beberapa element yang ada di Magelang.
Baca Juga: INILAH Kronologi Resmi Kasus Subang 2021 Serta Dugaan Motif, Tersangka Terancam Hukuman Mati
Dari sekian banyaknya objek wisata Magelang yang tengah viral dengan pencapaian angka kunjungan wisatawan tinggi adalah objek wisata Phuntuk Setumbu yang letaknya tidak begitu jauh dari objek wisata Candi Borobudur.
Objek wisata berupa lahan perbukitan sebagi spot sunrise ini berada di Dusun Kurahan, Desa Karangrejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang .
Dari tempat parkir atau pintu masuk ke kawasan yang mulai dirintis sejak tahun 2006 ini hanya berjarak 350 meter dengan jalanan setapak yang menanjak.
Posisinya yang berada di atas ketinggian membuat kita bisa menyaksikan lanskap panorama ketinggian yang sangat menawan dengan sudut pandang yang luas.
Wisatawan yang datang ke Phuntuk Setumbu sama halnya dengan wisatawan yang datang ke Dieng atau kawasan Bromo untuk melihat sunrise, harus datang sebelum langit terang dan matahari muncul dari peraduannya.
Dikelola Masyarakat
Mengakses Phuntuk Setumbu bisa dilakukan dengan kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun kendaraan pribadi.
Namun wisatawan bisa juga datang ke Phuntuk Setumbu dengan menggunakan paket touring VW yang sudah ada puluhan tahun di kawasan wisata Borobudur.
Baca Juga: Dijamin Ngiler, 7 Kuliner Legendaris Khas Kota Bandung, Murah dan Super Enak
Menurut Ketua Pengelola Phuntuk Setumbu, Nuryazid di lokasi Phuntuk Setumbu saat bincang-bincang dengan DeskJabar.com, Senin 4 Desember 2023, sejak tahun 2013 pengelolaan Phuntuk Setumbu dikelola oleh masyarakat bersama-sama secara baik dan melibatkan banyak masyarakat yang terlibat.
Sedikitnya ada puluhan masyarakat yang ditugaskan di kawasan wisata Phuntuk Setumbu dengan jam kerja bergiliran mengingat ada wisatawan yang datang ke Phuntuk Setumbu pada saat hari gelap.
Nuryazid juga mengungkapkan ihwal keberadaan kawasan wisata Phuntuk Setumbu yang tadinya adalah lahan perbukitan kosong biasa.
Namun setelah ada salah seorang warga setempat yang memiliki saudara seorang fotografer dibawa ke tempat ini. Sang fotografer tersebut sangat takjub melihat golden sunrise dari atas Phuntuk Setumbu.
Garis langit jingga dengan latar belakang hamparan ladang, bukit, pesawahan dan Candi Borobudur yang terlihat sangat gagah dari kejauhan.
“Karena sangat bagusnya foto sunrise di kawasan Phuntuk Setumbu tadi akhirnya diikutkan dalam lomba foto bertaraf internasional dan menang” ujar Nuryazid.
Setelah itu banyak orang yang penasaran ingin melihat seperti apa foto sunrise tersebut yang membuat kawasan ini mulai diburu dan dicari orang terutama penyuka fotografi.
Kejadian itu menurut Nuryazid terjadi pada tahun 2015 dan langsung viral. Melihat animo pengunjung yang terus berdatangan ke sini, pada tahun 2016 perintisan dan pemikiran kawasan ini untuk dijadikan objek wisata diusulkan banyak pihak.
Pada tahun 2009 dibuatlah sebuah acara di kawasan dengan acara Sedekah Bumi yang merupakan bentuk syukur masyarakat atas limpahan tanah yang begitu indah ada di dusun ini hingga akhirnya Phuntuk Setumbu terus dibanjiri wisatawan yang datang untuk melihat spot sunrise.
Banyak wisatawan yang berhasil membuat hasil foto dan video terbaiknya di kawasan Phuntuk Setumbu, namun tidak sedikit juga yang datang ke Phuntuk Setumbu gagal melihat sunrise karena cuaca kurang mendukung.
Bagi wisatawan yang datang jauh-jauh namun tidak berhasil mendapat foto sunrise yang bagus karena cuaca, phak pengelola akhirnya membuat beberapa spot foto, tempat duduk dan leyeh-leyeh di Phuntuk Setumbu dengan harapan wisatawan bisa mengambil spot foto dari atas Phuntuk Setumbu dengan latar belakang Candi Borobudur, lembahan dan Gereja Ayam.***