KEPO KUY Apa Itu Kepribadian Ganda? Benarkah Mereka Mengalami Ganguan Jiwa Pada Dirinya?

7 Agustus 2022, 09:48 WIB
Ilustrasi Kepribadian ganda seseorang memiliki dua kepribadian yang berbeda. /Pexels/anna giorgia zambrelli/

 

DESKJABAR – Kepribadian ganda adalah kondisi ketika jiwa seseorang memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda.

Kepribadian ganda disebut juga gangguan jiwa identitas disosiatif. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh pengalaman traumatis yang terjadi berulang di masa kanak-kanak.

Menurut Cintya Cakraningrum, S.Psi, M.Psi. Istilah gangguan jiwa identitas disosiatif, dulunya lebih dikenal dengan kepribadian ganda atau multiple personality disorder, adalah suatu kondisi psikologi yang rumit muncul perasaan secara spontan pada seseorang.

Penderitanya memiliki dua atau lebih perasaan kepribadian yang berbeda-beda, dan secara bergantian mengambil alih kesadaran individu yang mengalaminya.

Baca Juga: Jember Fashion Festival Ajang Wisata dan Unjuk Kearifan Lokal Kreatif, Ada Peserta Kabupaten Bandung Barat

Kepribadian ganda sering kali dinamakan dengan skizofrenia, padahal sebenarnya kedua kondisi ini berbeda.

Skziofrenia dapat menimbulkan gejala yang memengaruhi pemikiran, perilaku, dan perasaan penderitanya.

“Penyebab kepribadian ganda belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini diduga terjadi akibat pengalaman traumatis yang berulang di masa kanak-kanak,”katanya.

Pengalaman traumatis tersebut bisa berupa kekerasan emosional dalam bentuk verbal atau fisik, pelecehan atau kekerasan seksual. Pola asuh orang tua yang membuat anak merasa takut, peristiwa tertentu seperti bencana alam dan peperangan, penculikan atau penyiksaan, prosedur medis untuk pengobatan penyakit.

Baca Juga: Pisang Blood Banana Diburu Kolektor Tajir Tanaman Hias, Harganya Selangit Fantastis, Hits dan Keren

Penderita kepribadian ganda memiliki dua atau lebih kepribadian di dalam dirinya yang satu sama lain berbeda atau bahkan bisa bertolak belakang.

Kepribadian lain ini dalam istilah psikologi dinamakan sebagai alter ego.

“Saat alter ego mengambil alih kesadaran, penderita akan menjadi pribadi lain dengan nama, usia, jenis kelamin, bahkan sifat yang berbeda. Meski jarang terjadi, penderita kepribadian ganda juga bisa merasa jika dirinya adalah seekor hewan,”ujarnya.

Selama kesadarannya diambil alih oleh alter ego, penderita kepribadian ganda juga akan mengalami perubahan perilaku.

Misalnya mereka bisa melakukan sesuatu yang tidak menjadi kebiasaannya sehari-hari tanpa disadari.

Baca Juga: MANTAB JIWA! 4 Destinasi Wisata Wonosobo, Panorama Alam Instagenic, Hits Banget Buat Healing

“Contohnya, penderita kepribadian ganda yang taat pada hukum, sopan, dan berperilaku sesuai norma yang ada di masyarakat, bisa saja melakukan pencurian, berlaku kasar, atau mudah memaki. Saat penderita kepribadian ganda ditanya mengapa ia melakukan hal yang tidak biasa tersebut, ia akan memungkirinya, mengatakan bahwa ia tidak ingat pernah melakukannya, atau merujuk pada orang lain di dalam dirinya sebagai pelakunya,” ujarnya

Perlu diketahui bahwa kepribadian ganda tidak berkaitan dengan ritual budaya atau keagamaan.

Kepribadian ganda juga bukan termasuk kesurupan, seperti anggapan sebagian orang pada budaya tertentu.

“Para penderita kepribadian ganda sering kali mengalami amnesia atau tidak ingat pada peristiwa tertentu di masa kecil atau masa remajanya, terutama kejadian yang membuatnya trauma. Penderita juga suka lupa pada kejadian yang baru berlangsung, informasi penting yang sangat mendasar, atau kemampuan yang ia miliki saat alter ego mengambil alih. Contohnya, penderita bisa lupa bagaimana cara menggunakan komputer meskipun sebenarnya ia adalah seorang ahli komputer,”ucapnya.

Dikutip DeskJabar dari kanal YouTube Kata Psikolog dengan judul: Gangguan Identitas Disosiatif, kepribadian ganda atau multiple personality disorder. Pada, 1 Februari 2020.

Sebaliknya, penderita bisa saja mengerjakan sesuatu yang biasanya tidak ia lakukan, misalnya tiba-tiba melukis atau berbicara bahasa asing.

“Gejala amnesia ini bisa terlihat, ketika penderita tidak mengingat alasannya berada di suatu tempat atau penyebab suatu benda berada di tempat tertentu. Selain itu, penderita sering sekali tidak mengingat sesuatu yang pernah diucapkan atau dilakukannya,”tutur Cintya Cakraningrum.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Kata Psikolog

Tags

Terkini

Terpopuler