Usaha Perkebunan Karet di Jawa Barat Ujicoba Teknik Baru Sadap Getah Hasil Lebih Tinggi

- 9 Februari 2024, 09:30 WIB
Metode baru cara sadap getah pada perkebunan karet, diperkenalkan oleh Bio Tech dan HKTI, di Bandung, Kamis, 8 Februari 2024.
Metode baru cara sadap getah pada perkebunan karet, diperkenalkan oleh Bio Tech dan HKTI, di Bandung, Kamis, 8 Februari 2024. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Usaha perkebunan karet di Jawa Barat melakukan ujicoba teknik baru sadap getah yang lebih produktif dan hasil lebih tinggi. Cara baru penyadapan karet itu, diharapkan menghasilkan hasil lebih tinggi, sebagai cara agar usaha berkebun karet lebih menguntungkan.

Dengan teknik baru ini, hasil perolehan getah karet mencapai 3-4 kali lipat dan lebih efisien, karena waktu penyadapan karet bisa dilakukan kapan saja alias 24 jam. Teknik baru penyadapan karet ini menggantikan cara lama menggunakan pisau sadap yang sudah dilakukan 100 tahun.

Ada pun teknik baru penyadapan karet tersebut diperkenalkan HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) dengan menggandeng perusahaan asal Malaysia, Mercu Bio Tech, di Bandung, Kamis, 8 Februari 2024. Cukup banyak pelaku perkebunan karet di Jawa Barat antusias dengan teknik baru ini.

 Baca Juga: Harga Karet di Garut Naik Lagi, Usaha Perkebunan Rakyat Berpeluang Bangkit

Baca Juga: Petani Perkebunan Karet di Garut, Peroleh Penyuluhan Cara Meningkatkan Produktivitas

Keuntungan lebih baik

Pengenalan teknik baru ini juga diharapkan sebagai penyelamatan dan kebangkitan usaha perkebunan karet di Indonesia. Dengan produktivitas lebih tinggi, pendapatan para pelaku usaha perkebunan karet baik skala besar maupun rakyat, menjadi memperoleh keuntungan lebih baik.

Sebagai ujicoba, dilakukan di Jawa Barat pada sejumlah unit perkebunan besar negara dan swasta, dan perkebunan rakyat. Pihak yang sudah berminat dilakukan ujicoba pada perkebunan karet diusahakan, adalah PTPN I Regional 2 dan perkebunan rakyat di Tasikmalaya.

Pemimpin Mercu Biotech, Datuk Ahmad S, menyebut teknologi ini dengan MCTS (Mercu Cut Tapping System) menghasilkan hasil getah 3-4 kali lipat. Ditunjukan dari aplikasi MCTS di Lampung, teknik itu menggunakan perangkat dipasang pada pohon-pohon karet, dihasilkan pula dua bidang sadap, dan waktu perolehan getah lateks tidak terpengaruh cuaca.

Baca Juga: PTPN VIII Genjot Produktivitas Usaha Perkebunan Karet di Jawa Barat

Baca Juga: Perkebunan Karet Rakyat di Malangbong, Garut, Bergairah, Pendapatan Bagus Melalui Inovasi Integrasi Usaha

 

Menurut Datuk Ahmad S, usaha perkebunan karet di Indonesia, termasuk Jawa Barat, menjadi tempat utama projek teknis MCTS. Luasan perkebunan karet di Indonesia harus selamatkan dari kemelut rendahnya karet berkepanjangan, karena terdikte pedagang di Singapura dan Cina.

“Indonesia masih merupakan tempat terbaik di dunia usaha budidaya karet, dan luasannya masih besar. Bahkan, Mercu Bio Tech akan membeli pula getah karet dari perkebunan yang menggunakan teknik MCTS, untuk dipasarkan di Eropa, Timur Tengah, dan Cina,” ujar Datuk S.

Disebutkan, teknis MCTS diciptakan Dr Noordin dari Malaysia atas sokongan pemerintah Inggris, dalam berbagai riset pengembangan dan penyelamatan usaha karet alam dunia. Sebab, di Eropa, kebutuhan karet alam masih sangat tinggi dan terus naik.

Indonesia dan Thailand diketahui merupakan produsen karet alam terbesar dunia, namun produksinya terus turun karena harga karet yang rendah berkepanjangan. Saat ini harga karet sudah kembali naik, tetapi produktivitas lateks harus ditingkatkan sebagai cara agar usaha tetap menguntung baik.

Ketua Harian DPP HKTI, Bachtiar Utomo senada Ketua HKTI Jawa Barat, Nu’man Abdulhakim, menyebutkan, jika ujicoba teknik MCTS ini sukses di Indonesia dan Jawa Barat, akan bisa digunakan untuk penyelamatan sejumlah unit perkebunan karet yang terlantar. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x