Kabupaten Bandung Dijadikan Center of Excellence Kopi Nasional, Bangun Kekuatan Hilirisasi Perkebunan

- 13 Agustus 2023, 19:43 WIB
Ground breaking CoE Kopi Nasional dan soft launching produk hilirisasi perkebunan itu di Kabupaten Bandung itu, diresmikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu, 13 Agustus 2023.
Ground breaking CoE Kopi Nasional dan soft launching produk hilirisasi perkebunan itu di Kabupaten Bandung itu, diresmikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu, 13 Agustus 2023. /Dok Humas Kementan

 

DESKJABAR – Kabupaten Bandung, Jawa Barat dijadikan Center of Excellence (CoE) Kopi Nasional, melalui pengembangan hilirisasi produk perkebunan. Langkah ini merupakan dorongan Kementerian Pertanian menciptakan kekuatan bisnis para petani kopi yang diperkuat teknologi dan pembiayaan modal berkelanjutan.

 

Ground breaking CoE Kopi Nasional dan soft launching produk hilirisasi perkebunan itu di Kabupaten Bandung itu, diresmikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Solokan Jeruk, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Minggu, 13 Agustus 2023.

Kabupaten Bandung merupakan produsen kopi terbesar di Jawa Barat yang diproduksi di atas tanah 1.000 mdpl. Dengan gambaran itu, Kabupaten Bandung dapat menghasilkan biji kopi yang bercita rasa dan berkualitas tinggi.

Baca Juga: Masyarakat Petani Perkebunan di Utara Bandung, Difasilitasi Perpustakaan agar Gemar Membaca

Diresmikan Menteri Pertanian

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo mendorong para petani di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung untuk mentransformasi ekonomi melalui pengembangan hilirisasi produk perkebunan.

“Ke depan, petani diharapkan masuk pada korporasi besar sehingga memiliki akses teknologi dan pembiayaan modal yang berkelanjutan,” ujar Syahrul Yasin Limpo.

Menteri Pertanian juga berkeinginan, pada tahun 2024 nanti bisa menanam kopi minimal 20 juta batang. Kabupaten Bandung diharapkan menjadi pelopor penanamannya.

“Apalagi disini saya liat ada koperasi petani dan ini yang luar biasa," ujar Mentan.

Disebutkan, selama ini pertanian adalah sektor strategis yang menentukan tumbuhkembangnya perekonomian nasional. Sebagai gambaran, ekspor pertanian tumbuh di atas 15 persen sehingga berdampak langsung pada nilai kesejahteraan petani yang terus meningkat.

 

Ia mengatakan, kita harus memastikan bangsa ini lebih baik karena kita punya fungsi untuk melakukan itu. Paling tidak bukan kita yang merusak negeri ini dan bukan kita yang membuat produksi pertanian turun.

“Tapi kita harus melakukan yang terbaik. Karena itu saya mengapresisasi hadirnya kegiatan launching dan ground breaking hilirisasi produk perkebunan ini untuk Indonesia yang lebih maju," katanya.

Baca Juga: Bisnis Karet Alam Pasarnya Bangkit, Indonesia Harus Mampu Mengatasi Kondisi Ini di Perkebunan

Penanganan el nino

Berikutnya, kata Mentan, penanganan el nino yang diperkirakan berlangsung lama harus menjadi perhatian bersama. Salah satunya dengan mendampingi petani dan pekebun agar terus meningkatkan produktivitas.

 "Saya berharap memang Bandung memperhatikan el nino dengan terus mendampingi para petani. Insya Allah, kita semua bisa mempercepat tanam dengan varietas yang bagus dan teknologi mekanisasi yang bagus," katanya.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna menyampaikan terimakasih atas perhatian jajaran Kementan dalam membangun sektor perkebunan Bandung sebagai penunjang ekonomi masyatakat sekitar. Luas lahan kopi Kabupaten Bandung mencapai 14.374 hektar dengan produksi 8,183,31 ton lebih dari 50 persen luas perkebunan kopi arabica Jawa Barat.

“Sejauh ini kami juga terus melakukan berbagai treatment mulai dari pemberian benih kopi unggulan bersertifikat, pengendalian hama dan penyakit kopi, binaan teknis dan budidaya kopi. Kami berterimaksih kepada jajaran kementan yang terus mendampingi petani," katanya.

Baca Juga: Sektor Perkebunan Jawa Barat Ciptakan Iklim Invetasi yang Sehat dan Berkelanjutan

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alamsyah mengatakan bahwa dalam kurun waktu empat tahun pihaknya sudah mengembangkan kawasan perkebunan seluas 450 ribu hektar terdiri dari komoditas kopi, kelapa, jambu, kakao, karet, sagu, tebu, lada, cengkeh, aren, vanili, kayu manis, tembakau dan kapas.

"Kami juga terus berupaya memperbaiki tanaman perkebunan yang tua atau rusak dan tidak produktif dengan melakukan penggantian melalui peremajaan atau rehabilitasi," ujar Andi Nur Alamsyah, Minggu, 13 Agustus 2023.

Andi mengungkapkan pembangunan perkebunan Indonesia membutuhkan pembiayaan cukup besar di tengah kemampuan APBN yang sangat terbatas, sehingga dibutuhkan inovasi dan gagasan agar tidak bergantung pada skema APBN.

Dia berharap, produk perkebunan bisa menjadi produk olahan berskala ekspor dan memiliki dampak langsung kepada para pekebun di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan terus membantu, memfasilitasi dan mengawal kegiatan hilirisasi agar memicu daya saing dan memperkuat ekonomi.

"Program perkebunan partisipasi yang dilaksanakan oleh jajaran Kementan merupakan solusi untuk memacu daya saing dan memperkuat ekonomi. Sedangkan dari sisi akuntabilitas, pengelolaan anggaran selama empat tahun berturut turut telah mendapat kepercayaan BPK dengan predikat opini wajar tanpa pengecualian atau WTP.

"Karena itu kita jaga bersama sektor pertanian Indonesia agar lebih maju mandiri dan modern," katanya. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Humas Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x