Petani Lada di Sumedang Bisnis Produk Siap Pakai, Usaha Perkebunan Rakyat

- 30 Maret 2023, 10:37 WIB
Jelang Lebaran 2023, usaha perkebunan rakyat komoditas lada di Sumedang, Jawa Barat melakukan terobosan menjual produk siap pakai.
Jelang Lebaran 2023, usaha perkebunan rakyat komoditas lada di Sumedang, Jawa Barat melakukan terobosan menjual produk siap pakai. /dok Wahyu, petani lada Sumedang

DESKJABAR –  Jelang Lebaran 2023, usaha perkebunan rakyat komoditas lada di Sumedang, Jawa Barat melakukan terobosan menjual produk siap pakai. Cara itu merupakan antisipasi jika hasil panen mengalami kelesuan harga.

Sasaran konsumen adalah pasar kalangan konsumen rumah tangga di Sumedang. Penjualan produk siap pakai, merupakan strategi jitu bagi usaha perkebunan rakyat komoditas lada, apalagi suasana menjelang panen pada Ramadhan dan Lebaran 2023.

Usaha komoditas lada belakangan ini sebenarnya kembali bangkit di Sumedang, dimana salah satu sentra produksi adalah di Kecamatan Tanjungmedar. Ada pun komoditas lada yang diusahakan adalah lada putih, dengan lokasi di kaki Gunung Tampomas.

 

Menjelang menjelang panen

Dikabarkan, pada Maret-April 2023 bersamaan Ramadhan menjelang Lebaran, komoditas lada di Sumedang bersiap musim panen. Jika harganya sedang baik, tampaknya para petani lada bisa memperoleh hasil usaha bagus.

Ada gambaran dari salah seorang tokoh petani lada di kaki bukit Gunung Tampomas, Sumedang, di Ciburulung Desa Kertamukti, Kecamatan Tanjungmedar, Wahyu, yang memberikan gambaran dirinya sudah memproduksi dan mulai menjual lada siap pakai.

“Ini sebagai solusi di tengah harga lada lemes. Packing sendiri, jual langsung ke dapur,” ujarnya.

Sejauh ini, gambaran harga komoditas lada lokal Jawa Barat belum jelas. Banyak petani lada pun juga meraba-raba akan memperoleh harga berapa ketika mereka musim panen nanti.

 Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup

Berdasarkan catatan DeskJabar.com, di Kabupaten Sumedang, sampai tahun 1990an, komoditas lada putih pernah banyak diusahakan pada beberapa kecamatan. Ketika itu, banyak halaman rumah warga yang terdapat tanaman lada.

Namun karena terkena serangan hama, populasi tanaman lada menjadi lenyap menjelang tahun 2000-an. Lain halnya para petani lada di kaki Gunung Tampomas, masih tetap mengusahakan, karena lokasi tersebut dianggap aman dari serangan hama.

Lada merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang sangat diminati pasar, karena berfungsi untuk bumbu masak. Bahkan, lada pernah membuat Nusantara dikenal ketika zaman VOC pada abad ke-17 dan abad ke-18 dahulu, dengan laku keras dijual di Eropa.

 Baca Juga: Teh Hijau Ala Kampung Kini Menjadi Buruan Wisata ke Purwakarta Sambil Melihat Perkebunan Teh Rakyat

Gambaran harga terkini

Sementara itu, gambaran harga perdagangan lada pada komunitas negara-negara penghasil komoditas ini, untuk Indonesia ada gambaran harga terkini.  

Dilansir laman International Pepper Community, Rabu, 29 Maret 2023, untuk komoditas lada putih asal Indonesia dengan mengacu produksi Muntok, Bangka-Belitung adalah 6128 dolar AS (sekitar Rp 91,92 juta) per metrik ton atau turun 0,05 persen.

Lain halnya informasi harga dari website Bappebti dengan tercantum data 30 Maret 2023 tertulis harga lada putih Rp 78.000/kg dengan ditulis naik 1,3 persen. Namun pada grafik, hanya ditunjukan mengambil lokasi Pangkal Pinang, Bangka-Belitung, dengan harga terakhir Januari 2023 dengan Rp 77.000/kg. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Berbagai Sumber Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x