Jutaan Bibit Teh di Purwakarta Gagal Terjual pada Musim Tanam Perkebunan Jawa Barat Awal 2023

- 13 Januari 2023, 06:00 WIB
Areal bibit tanaman teh di Desa Sawit, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat pada  musim tanam perkebunan tahun 2023.
Areal bibit tanaman teh di Desa Sawit, Kecamatan Darangdan, Purwakarta, Jawa Barat pada musim tanam perkebunan tahun 2023. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Jutaan bibit tanaman teh di Purwakarta, Jawa Barat, gagal terjual pada musim tanam usaha perkebunan awal tahun 2023.

Bibit-bibit tanaman teh di Purwakarta itu, umumnya berada pada sentra perbibitan di Kecamatan Darangdan dan sekitarnya.

Kondisi demikian, disebut-sebut sebagai dampak berantai Covid-19 pada tahun 2019 dan 2020, dirasakan pengaruhnya sampai tahun 2021.

Baca Juga: Dua Unit Perkebunan PTPN VIII di Jawa Barat Ini Masih Lestari dan  Banyak Hewan Langka 

Pesanan perkebunan teh swasta

Ade mengatakan, pada musim hujan akhir tahun 2022 dan awal Januari 2023, tertolong dengan banyaknya pesanan bibit teh dari sejumlah unit perkebunan swasta di Kabupaten bandung dan Kabupaten Cianjur.

Disebutkan, sejumlah unit perkebunan swasta melakukan replanting tanaman teh.

Perusahaan-perusahaan bersangkutan lebih memilih membeli bibit teh dari penangkar, dibandingkan mengandalkan perbibitan sendiri.

 Baca Juga: Di Subang dan KBB, Perkebunan Cengkeh Masih Andalan, Ada Manfaat Lingkungan Hidup

“Alhamdulillah, tertolong adanya pesanan dari sejumlah unit perkebunan teh swasta. Tetapi masih banyak stok bibit teh yang terancam menua, karena bisnis bibit teh terasa belum bergairah lagi,” ujar Ade.

Ia juga menunjukkan petak perbibitan tanaman teh miliknya di Desa Sawit, Darangdan, yang menurut dia sedikitnya 800.000 bibit belum terjual.

Ade, salah seorang pelaku usaha penangkaran bibit tanaman teh di Desa Sawit, Darangdan, Purwakarta
Ade, salah seorang pelaku usaha penangkaran bibit tanaman teh di Desa Sawit, Darangdan, Purwakarta Kodar Solihat/DeskJabar

Gambaran serupa dilontarkan penangkar teh lainnya di Desa Sawit, Ajul, yang mengatakan, selama beberapa tahun terakhir bisnis bibit teh terasa stagnan.

 Baca Juga: Pasar Cengkeh Tumbuh di Tahun 2023, Gairahkan Perkebunan Rakyat dan Lingkungan Hidup

“Yang terjual kecil sekali, itu pun kebanyakan pekebun teh hanya menyulam tanamannya. Selebihnya banyak yang belum terjual dan terancam afkir, bisa jutaan bibit,” ucapnya.

Diversifikasi usaha selain bibit teh

Karena kondisi demikian, Ajul menyebutkan dirinya pun melakukan diversifikasi usaha kepada komoditas lain.

Tetapi, usaha perbibitan tanaman teh tetap dilakukan. Walau tanda-tanda membaiknya kembali penjualan belum terlihat.

 Baca Juga: Perkebunan Teh Rakyat di Tasikmalaya Direhabilitasi Tahun 2023

Ajul dan Ade mengatakan, bahwa ada situasi menyedihkan dimana kini banyak tanaman teh petani menjadi kurang terurus, terutama di Purwakarta.

Lain halnya di Kabupaten Bandung Barat, kebun-kebun teh petani banyak yang sudah lenyap karena alihfungsi setelah lahannya ganti pemilik.

Pabrik teh swasta

Soal keberadaan pabrik-pabrik teh swasta, terutama teh hijau, menurut Ajul dan Ade masih cukup banyak yang bertahan karena bisnisnya lancar.

Tetapi, katanya, yang menjadi persoalan, adalah pasokan pucuk teh yang harus ditingkatkan kembali produktivitasnya.

 Baca Juga: Teh Jangkung Malabar, Pilihan Wisata Alam Spot Sunrise di Pangalengan, Pesona Perkebunan di Bandung

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, mengatakan, pada tahun 2023 ini berencana melakukan rehabilitasi tanaman teh rakyat.

“10o hektare, dilakukan di Tasikmalaya, dananya dari APBN,” ujar Kepada Bidang Produksi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Yayan C Permana.

Di Kabupaten Tasikmalaya, diketahui ada kawasan perkebunan teh rakyat di sekitar Taraju.***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x