Pertanian, Inilah Inovasi dan Solusi Peningkatan Produksi Padi untuk Cadangan Pangan yang Menggairahkan Petani

- 5 Januari 2022, 12:20 WIB
Demplot pupuh hayati Cihurip di Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, di Bojongpicung, Cianjur.
Demplot pupuh hayati Cihurip di Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, di Bojongpicung, Cianjur. /Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

 

DESKJABAR –   Usaha pertanian tanaman pangan muncul inovasi dan solusi meningkatkan produksi padi secara efisien, menguntungkan, dan menggairahkan petani.

Adalah upaya mendokrak produksi padi dan penghasilan petani melalui penggunaan formula pupuk hayati, yang dinilai lebih efisien dan menggairahkan petani.

Usulan tersebut disampaikan pada rapat dilakukan di Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, di Bojongpicung, Cianjur, Selasa, 4 Januari 2022.

Mereka yang hadir dalam rapat adalah ketua tim peneliti Saldi Aldryn dari Pusat Perencanaan Strategis dan Manajemen Resiko Perum Bulog, Kepala Balai Benih Padi dan Palawija Benny Bunyamin, Ketua KMMI (Kesatuan Masyarakat Madani Indonesia) Chairim Rahmi, serta produsen pupuk hayati CV Cihurip Agro Nusa (direktur Widodo, Andi Sholihin, dan Dian Hurip).

Pertemuan membahas produksi padi menggunakan pupuk hayati berbasis kesuburan tanah, di Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Pertemuan membahas produksi padi menggunakan pupuk hayati berbasis kesuburan tanah, di Balai Benih Padi dan Palawija Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. DeskJabar

Baca Juga: INDRAMAYU Pernah Mengalami Kelaparan Terparah, Korban Tewas Terbanyak, Sejarah Pertanian Jawa Barat

Usulkan disampaikan Saldi Aldryn setelah melihat keberhasilan ujicoba penggunaan pupuk hayati dilakukan di Jawa Barat, menunjukan hasil signifikan peningkatan produktivitas tanaman padi dengan penggunaan pupuk hayati Cihurip.

Disebutkan dalam rapat itu, bahwa ujicoba penggunaan pupuk hayati dimaksud dilakukan di Balai Benih Padi dan Palawija di Bojongpicung dan di Majalengka.

Intinya, bahwa untuk mendukung pemenuhan cadangan pangan nasional melalui Perum Bulog, kata Saldi Aldryn, “Harus diciptakan secara berimbang antara kepentingan kenaikan produksi padi dan beras, faktor pendukung yaitu kesuburan tanah, dan kesejahteraan para petaninya”.

Baca Juga: Petugas POPT Jawa Barat Gunakan Drone untuk Asuransi Pertanian Melindungi Petani dari Perubahan Iklim

Saldi Aldyn juga menyarankan, bahwa produksi pupuk hayati yang telah berhasil mendongktrak produktivitas tanaman padi dan menekan serangam hama ini, dapat dikerjasamakan dengan kelompok tani, BUMDes, dsb.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayat, di Bandung, Rabu, 5 Januari 2022, mengatakan, salah satu tantangan utama meningkatkan produktivitas tanaman padi di Jawa Barat, juga di wilayah Indonesia lainnya, adalah kondisi tanah yang jenuh bahan-bahan kimia, terutama dari pupuk.

“Karena itu, salah satu solusi yang harus dilakukan, bagaimana caranya agar kondisi tanah di Jawa Barat harus dipulihkan kembali kesuburannya. Semoga akan menjadi perhatian kalangan yang selama ini memiliki keahlian ilmu tanah,” ujarnya.

Baca Juga: Pertanian Jawa Barat Munculkan Inovasi Turbin Tenaga Angin dan Surya untuk Pengairan Produksi Pangan

Sementara itu, kata Dian Hurip dari CV Cihurip Agro Nusa Bandung, mengatakan, bahwa dibuatnya pupuk Cihurip ini merupakan pupuk hayati ramah lingkungan, yang ditujukan untuk mengatasi tantangan umum pada produksi padi.

Disebutkan, penggunaan pupuk Cihurip juga bermanfaat membantu Bulog dan grupnya agar memperoleh keberhasilan memperoleh cadangan padi yang mencukupi.

Dalam pemaparan, pupuk Cihurip memiliki kemampuan menghasilkan produktivitas padi rata-rata dua kali lipat secara efisien.

Baca Juga: Pertanian Selatan Jawa Barat Diarahkan Menjadi Sabuk Produksi Jagung untuk Pembangunan Ekonomi

Dalam cera kerjanya, menurut Dian Hurip, dimana pupuk Cihurip mampu menyuburkan kembali unsur hara tanah, membuat batang tanaman padi lebih kuat, sekaligus mengendalikan hama secara ramah lingkungan, serta memunculkan beras aman pangan.

“Hama menjadi tidak suka memakan tanaman padi, sehingga petani tak perlu lagi menggunakan insektida. Ini membuat biaya produksi petani menjadi jauh berkurang,” ujar Dian Hurip.

Dengan demikian, petani tidak perlu lagi menyemprot tanaman padinya dengan pestisida untuk mengendalikan hama. Sebab, biasanya salah satu biaya produkti yang tinggi adalah penggunaan pestisida sekitar 8-12 kali per tanaman.

Baca Juga: SUMEDANG, Banyak Jenazah dari Kuburan di Jatinangor Tergusur Tol Cisumdawu Dipindahkan

“Dengan cara kerja penggunaan pupuk Cihurip, petani menjadi jauh lebih efisien dalam biaya produksi namun hasilnya jauh meningkat. Produksi padi bisa lebih baik untuk dua pemenuhan sekaligus, untuk dijual maupun cadangan sendiri,” kata Dhian.

Kepala Balai Benih Padi dan Palawija, Benny Bunyamin menyebutkan, hasil uji coba penggunaan pupuk Cihurip dengan membandingkan dengan pupuk konvensional, dan sebuah produk asal India.

Ditunjukan, bahwa berdasarkan hasil ubinan, pupuk Cihurip secara dapat menghasilkan produktivitas 12 ton gabah kering pungut (GKP)/hektare, pupuk konvensional 8,9 ton/hektare, dan pupuk lain 10,9 ton/hektare.

Baca Juga: Jin Bencong Sering Mengganggu Pria ? Ustadz Abdul Somad Menjelaskan Cara Penyembuhan

Karena itu, kata Benny Bunyamin, khusus di Balai Benih Padi dan Palawija, Bojongpicung Cianjur ini, demplot yang dilakukan akan sepenuhnya mengunakan pupuk Cihurip.

Soal produksi pupuk Cihurip, disebutkan Benny Bunyamin, dilakukan secara usaha kecil menengah (UKM) asli Indonesia dibuat di Cimahi. ***

Editor: Sanny Abraham


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x