Belum Swasembada Pangan, Tahu dan Tempe di Jabar Tergantung Amerika

- 29 Mei 2021, 17:25 WIB
Pekerja memperlihatkan kedelai di salah satu supplier kedelai di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 28 Mei 2021. Akibat meroketnya harga kedelai, sejumlah perajin tahu memutuskan untuk mogok produksi dalam 3 hari ke depan.
Pekerja memperlihatkan kedelai di salah satu supplier kedelai di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat, 28 Mei 2021. Akibat meroketnya harga kedelai, sejumlah perajin tahu memutuskan untuk mogok produksi dalam 3 hari ke depan. /Pikiran Rakyat/Ade Mamad/

Baca Juga: Pemda Provinsi Jabar Sebar 50.000 Telur Ayam di Bandung Raya Upaya Menuju Jabar Zero Stunting 2023

Sementara itu, Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, terkait swasembada kedelai, Ia pun berharap Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementrian Pertanian dapat mengurangi impor.

"Harga (kedelai) lokal yang lebih mahal karena mungkin dari aspek produksinya, biaya produksi lebih mahal, tapi jelas karena kami bukan sentra produksi kedelai lokal, kedelai lokal itu dari Madiun,"

"Dari Madiun ini adalah organik, harganya lebih mahal karena bisa dibilang lebih sehat. Untuk yang impor di sini (Pabrik Tahu Talaga), tahunya dijual Rp 3.500, sedangkan yang organik Rp5.500 jadi beda Rp2.000," katanya.

Adapun saat ini harga kedelai impor berkisar antara Rp10.300 - Rp10.700 per kilogram, sebelumnya Rp9.700. Karena hal tersebut Disdagin juga telah berdiskusi dengan Paguyuban Perajin Tahu Tempe.***

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah