TexFad juga sedang menguji proses pembuatan serat pisang sehalus kapas, sehingga bisa digunakan untuk pembuatan pakaian.
Baca Juga: Liga Super Eropa Diikuti 20 Tim Peserta, Inilah Format Kompetisinya
Baru-baru ini di pabrik TexFad di Mukono, sebelah timur ibu kota Kampala, para pemuda menumpuk batang pohon pisang sebelum membelahnya menjadi dua dengan parang dan memasukkannya ke dalam mesin.
Dari situ tercipta serat-serat kasar panjang yang dijejer untuk dikeringkan sebelum diproses dan digunakan untuk membuat karpet dan hair extension.
Muturi memperkirakan TexFad akan membuat 2.400 karpet tahun ini, lebih dari dua kali lipat produksi tahun lalu sehingga meningkatkan pendapatan.
Baca Juga: Ramadhan 2021, Menurunkan Berat Badan Sesungguhnya Sulit, Ini Tips dari Ahli Gizi
Perusahaan, yang memiliki 23 karyawan ini, menghasilkan sekitar 41.000 dolar AS tahun lalu, sebuah angka penjualan terbaik sejak rintisan itu diluncurkan pada 2013.
Perusahaan itu akan mengekspor karpet untuk pertama kalinya pada bulan Juni, ke pelanggan di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.
Muturi berpendapat, bahan organik yang ringan dapat menggantikan beberapa serat sintetis dan digunakan untuk membuat produk kertas seperti uang kertas di antara berbagai kemungkinan pemanfaatan.