Pasokan Pupuk ZA dan SP36 di Jawa Barat Dinyatakan Aman

- 27 November 2020, 17:50 WIB
Pihak PT Petrokimia Gresik di Jawa Barat
Pihak PT Petrokimia Gresik di Jawa Barat /Dok PT Petrokimia Gresik

DESKJABAR – Pasokan pupuk bersubsidi jenis ZA dan SP-36 bagi para petani di Jawa Barat, dinyatakan aman untuk musim tanam akhir tahun 2020/awal 2021 ini. Ini terutama pada wilayah kerja di Kabupaten Bandung, Garut, dan Sumedang.

SPDP PT Petrokimia Gresik Wilayah Jawa Barat, Jeff, kepada DeskJabar, Jumat, 27 November 2020, menyebutkan, pada prinsipnya, stok pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi dari PT Petrokimia Gresik di masing2 Kabupaten di Jawa Barat dapat kami pastikan aman.

Diketahui, perolehan pupuk bersubsidi kini menggunakan Kartu Tani, termasuk bagi pupuk ZA dan SP-36. Kedua jenis pupuk tersebut merupakan kebutuhan pola pemupukan berimbang, untuk merangsang produksi.

“Dengan adanya kebijakan Kartu Tani ini menjadi lebih tepat sasaran, karena penerima pupuk subsidi jelas (by name dan by NIK). Jatah pupuk masing-masing  petani tercantum dalam Kartu Tani tersebut, sesuai e-RDKK),” ujar Jeff.

Disebutkan, sampai kini dengan implementasi di lapangan terus dibenahi. Sebab, distribusi Kartu Tani kepada petani yang berhak dan mesin EDC dari bank anggota Himbara kepada pengecer resmi memang belum 100% terdistribusi.

Terhadap kondisi tersebut, dikatakan, ada relaksasi dari Kementerian Pertanian yaitu untuk petani yang belum mendapatkan Kartu Tani namun terdaftar dalam e-RDKK.

Sedangkan bagi pengecer resmi yang belum mendapatkan mesin EDC, diperkenankan melakukan penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan Form Penebusan pupuk manual.

Sehari sebelumnya, pihak PT Pupuk Indonesia (persero) menyatakan, jelang akhir tahun 2020 telah memperkuat ketersediaan pupuk di lini III dan IV guna memenuhi kebutuhan petani.

Disebutkan, stok pupuk tercatat mencapai 1.332.603 ton, terdiri dari 646.517 ton Urea, 379.757 ton NPK, 104.153 ton SP-36, 86.390 ton ZA, dan 151.786 ton organik.

"Stok tersebut InsyaAllah cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun 2020," kata Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana melalui siaran pers diterima DeskJabar, Kamis, 26 November 2020.

 Baca Juga: Pupuk Bersubsidi, Penjualan Secara Online Menjadi Persoalan

Baca Juga: Banyak Petani Menyusul Mendaftar Memiliki Kartu Tani

Langkah antisipasi

Selain itu, lanjut dia, guna mengantisipasi kebutuhan petani yang kekurangan atau kehabisan alokasi, Pupuk Indonesia Group pun menyiapkan stok pupuk non-subsidi di kios-kios resmi sebanyak 805.850 ton.

"Stok pupuk nonsubsidi juga tersedia mulai dari lini I hingga ke kios-kios pupuk resmi. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kebutuhan petani yang kebutuhannya belum tercukupi dan bagi petani yang tidak terdaftar dalam e-RDKK," tutur Wijaya.

Wijaya menambahkan selaku holding BUMN pupuk, Pupuk Indonesia juga melakukan upaya lain dalam rangka menjaga ketersediaan pupuk di masa tanam melalui percepatan distribusi dan penambahan pasokan.

Sampai 22 November 2020, Pupuk Indonesia Grup telah menyalurkan pupuk bersubsidi sebanyak 7.740.724 ton dari total alokasi yang dimandatkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk periode Tahun Anggaran (TA) 2020 sebesar 8.900.467 ton. ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah